Jokowi saat menjadi Gub.DKI Jakarta |
Basuki Gub.DKI Jakarta sekarang |
Jakarta, Metrolima.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama alias Ahok menuturkan resepnya dalam memimpin Jakarta yang
berbeda dengan konsep Presiden Joko Widodo sebagai kepala pemerintahan
Indonesia. Jokowi mengusung program Nawacita dengan slogan, "Kerja, kerja,
kerja." Sedangkan Ahok hanya punya tiga prioritas. "Prioritas saya,
pecat, pecat, pecat," kata Ahok di Balai Kota, Kamis, 20 Agustus 2015.
Ahok menuturkan, permintaan agar
anak buahnya bekerja dan menyelaraskan langkah sudah dilakukan sejak dua tahun
awal pemerintahan. Pada tahun ketiga, ia mulai menyingkirkan pegawai yang
kinerjanya tak maksimal. Tahun lalu, jumlah pegawai di DKI 72 ribu orang.
Hingga Agustus 2015, jumlahnya kini 69 ribu dengan 3 ribu orang di antaranya
dipecat atau memasuki masa pensiun.
Sejak awal tahun, Ahok sudah tiga
kali merombak jabatan pejabat eselon dua. Padahal, menurut Ahok, memimpin
Jakarta sebenarnya tidak sulit. Pegawai negeri sipil juga tidak dituntut
memiliki tingkat kepandaian di atas rata-rata. Para pegawai negeri itu, kata
Ahok, hanya perlu memiliki kemauan untuk bekerja dan mengabdi dengan memberikan
pelayanan yang terbaik kepada warga.
Ahok menegaskan kehadiran pelayanan
terpadu satu pintu bakal menjadi pembuktian keseriusan pemerintah DKI
menciptakan pelayanan yang prima. Perbaikan sistemnya dilakukan bertahap hingga
akhir tahun ini. Salah satu caranya, menyatukan hak tanda tangan perizinan di
bawah pejabat PTSP untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk mengurus
perizinan. "Di DKI, kamu cuma butuh otot," kata Ahok. (MtvN/Lin/Jat)