8 unit Bangunan Cluster tanpa IMB |
Pesanggrahan,
Metrolima.com - Delapan (8) unit
bangunan 2 lantai berupa cluster yang berada di Jl. H. Gaim, Kelurahan
Petukangan utara berdiri denga gagahnya, walau tidak mengantongi Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) sama sekali. Menurut Staf Penataan Kota Kecamatan
Pesanggrahan bangunan tersebut sudah diberi Surat Perintah Penghentian
Pekerjaan Pembangunan (SP4). Namun, sayang dia lupa kapan SP4 itu dilayangkan
ke pemilik bangunan.
Menurut
Eddy, Kasatlak (Kepala satuan Pelaksana) PTSP Kecamatan Pesanggrahan, hingga
kini pihaknya belum menerima berkas pengajuan ijin untuk bangunan cluster yang
berada di Jl. H. Gaim, Kelurahan Petukangan Utara. “Hingga sekarang kami belum
menerima berkas pengajuan ijin bangunan cluster di Jl. H. Gaim,” katanya.
Pantauan di
lapangan, walau IMB tak ada, perkerjaan 8 unit bangunan cluster sudah mencapai
70 persen dan pekerjaan tetap berjalan. Apa begitu aturan yang berlaku di
wilayah DKI Jakarta?
Anehnya,
walau bangunan cluster tersebut tidak memiliki ijin dan sudah mendapat SP4 dari
Penataan Kota Kecamatan Pesangrahan, pekerjaan bangunanya tetap berjalan.
Bahkan, berdasarkan pantauan di lapangan, kemungkinan jumlah akan bertambah.
Karena melihat lahan (tanah) yang ada berbentuk letter L, sehingga ada
kemugkinan akan dibangun 2 unit lagi dari sisa tanah yang ada.
Tak hanya,
bangunan di Jl H, Gaim, 8 unit bangunan cluster yang berada di Jl. H, Najih pun
tak pernah ditindak atau disegel, padahal 1 dari 8 unit bangunan, tepat yang
berada di depan melanggar GSB (Garis Sepadan Bangunan), tapi hal itu dibiarkan
saja tanpa ada tindakan dari Penataan Kota Kecamatan Pesanggrahan.
Menurut infomasi yang
berhasil di himpun, sebelumnya 8 unit bangunan cluster di Jl. H. Najih,
pengajuan Izin Mendirikan Bangunanya (IMB) pernah ditolak di PTSP karena luas
tanah yang ada tak bisa di bangunan rumah sebanyak 8 unit. Anehnya, ijin bisa
keluar setelah berkas pengajuan yang kedua kali. Padahal jumlah rumah cluster
yang akan dibanguan sama saat pengajuan berkas yang pertama dan yang kedua
kali. Ada apa sebenarnya, kok bisa terjadi. Ini jadi pertanyaan besar.(Bento)