Headlines News :
Home » » FENOMENA : Geliat Batu Akik Meredup, Yang Terhempas dan Bertahan di Rawa Bening

FENOMENA : Geliat Batu Akik Meredup, Yang Terhempas dan Bertahan di Rawa Bening

Sentar Batu akik di Pasar Rawa Bening
Jakarta, Metrolima.com - Kawasan Rawa Bening, Jakarta Timur adalah wilayah yang dikenal sebagai sentra penjualan batu akik di Jakarta. Di sini, terjadi pertemuan antara pembeli dan penjual. Seperti halnya pasar tradisional lainnya, transaksi batu akik dengan diawali oleh proses tawar menawar harga.

Pasar Akik ini berada di depan Stasiun Jatinegara. Pusatnya pada sebuah gang panjang yang di kedua sisinya berderet kios-kios dan lapak kecil penjual batu akik, cincin pengikat. Masuk ke dalam, ramai terdengar deru mesin gerinda pengoles batu berpacu dengan suara klakson angkot dan kendaraan lainnya serta lengkingan klakson kereta api.
Gelombang tren batu akik dengan cepat menerabas masuk ke sudut-sudut Jakarta di berbagai wilayah. Setiap sudut ada penjual batu dan yang lainnya menempatkan mesin-mesin gerinda dan menerima pesanan. Terjadi pergantian sektor usaha dalam waktu cepat beralih ke pengrajin batu akik.
"Tempat-tempat di sekitar tempat tinggal sekarang banyak tukang poles batu. Tadinya jualan pulsa atau tukang ojek," ujar Rian yang sempat tinggal di Gudang Peluru, Jakarta Selatan.
Pasar Akik Rawa Bening layaknya sebuah sampel besar yang mewakili maraknya perkembangan batu akik di Jakarta. Pembeli ramai berdatangan, mereka memilih, menerawang kedalaman batu akik dengan bantuan cahaya senter, dan kemudian mulai melakukan penawaran. Tentu saja di pasar ini, bermacam-macam jenis batu akik dari penjuru Indonesia digelar oleh pedagang di atas sebuah baskom kecil. Ada yang berbentuk bongkahan, ada juga yang sudah dipotong dan sudah dipoles. Tinggal pilih saja.
Pertanyaannya sampai kapan ramainya tawar menawar di Pasar Akik Rawa Bening terus berlangsung dan juga di tempat lainnya? Fenomena bunga hias dan ikan hias bisa dijadikan contoh menghilangnya dengan cepat antusiasme masyarakat. 3 Tahun berjaya di pasar dan kemudian tidak terdengar lagi kabarnya. Pemilik Gemstone bernama Harlan Sutianto atau Ken Ken mengakui dalam 2 bulan terakhir, pengunjung Rawa Bening tidak semeriah dulu. Namun dia memberikan alasan bahwa berkurangnya pengunjung disebabkan beberapa hal.
"Kalau sekarang pasar agak menurun karena kemarin kan hari raya, lalu ada pendaftaran murid sekolah. Prediksi saya Oktober nanti pasar baru normal," kata Ken Ken, Senin (18/8/2015).
Hingga saat ini, fenomena batu akik juga diakui Ken sedang berada dalam musim semi dengan banyaknya penjual-penjual batu baru yang bermunculan. Di bisnis batu akik, dari hulu ke hilir semuanya mendapatkan keuntungan ekonomi. Mulai dari pencari batu, pengepul, penjual batu, pemotong batu, hingga pengoles batu.
"Banyak orang yang mengantungkan hidup di batu akik. Ada perputaran ekonomi di sini," ujarnya.
Berbeda dengan bunga hias dan ikan hias yang bisa dikembangkan dan dibiakkan, batu akik adalah materi yang tidak terbarukan. Butuh puluhan tahun hingga ratusan tahun untuk mendapatkan batu jenis yang sama. Nilai batu akik menurut Ken akan bertambah setiap tahun meski tidak dapat mengalahkan niai batu mulia.
"Ini yang membuat bisnis batu akik akan terus bertahan. Tetapi tidak semua dapat bertahan," ucapnya.
Tidak bertahan bagi ken adalah tersisihnya para penjual batu akik karena menutup mata soal kualitas batu. Rata-rata 'pemain batu' dapat dipilah dengan harga main di pasaran. Diakuinya banyak batu-batu yang berasal dari pelosok, tetapi masih belum masuk dalam segi kualitas. Ken mengakui ada eforia pada bisnis batu.
"Pada akhirnya penjual batu, kolektor akan mencari batu yang berkualitas," ujarnya. (DN/Fiq/Dra/Jat)
Share this article :

<<< Mari Bergabung Bersama Kami >>>

*** Telah Terbit Edisi 146 Tahun Ke-10 ***

*** Telah Terbit Edisi 146 Tahun Ke-10 ***
DAPATKAN SECARA BERLANGGANAN : Tabloid Dwi-mingguan : MEDIA CETAK DAN ONLINE : Berita Lengkap, Isi dan Tampilan Baru : Wisata, Kuliner, Info Kesehatan dan Kecantikan, Keluarga, Kisah Nyata, Misteri, Zodiak, Selebrita Dll.

BERITA POPULAR

 
Copyright © 2015. tabloidmetrolima - All Rights Reserved