Headlines News :
Home » » Lapak Dibongkar, Pedagang Pasar Minggu Kecewa Relokasi

Lapak Dibongkar, Pedagang Pasar Minggu Kecewa Relokasi

Pasca pembongkaran lahan parkir tempat pedagang
Jakarta, Metrolima.com – Pasca Pembongkaran bedeng lahan lapak pedagang seluas 200 meter persegi di Lokbin Pasar Minggu menyisakan kekecewaan bagi para pedagang Pasar Minggu, pasalnya mereka mengaku tidak pernah diajak berdikusi tentang relokasi dan pemberitahuan penertiban yang dilakukan Pemkot Jakarta Selatan.


Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah danPerdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta, Irwandi mengatakan bahwa pihaknya mendorong pedagang untuk masuk ke dalam Lokbin Pasar Minggu, Sehingga, untuk pedagang yang berjualan di area parkir langsung ditertibkan.

Pedagang menatapi lapak dagangannya dibongkar
"Lahan parkir akan difungsikan seperti semula untukpengunjung pasar dan mobil bok bongkar barang. Nantinya akandibatasi antara parkir motor dan bongkar muat," kata Irwandi.

Menurutnya sebelumnya pedagang ingin meminta jalan tembus sebelum ditertibkan, Namun, setelah adanya jalan tembus pedagang masih menolak dan mengaku tidak laku jika berdagang di belakang. Akan tetapi, penataan pedagang harus tetap dilakukan, ungkapnya.

“Nanti ada 149 pedagang yang akan direlokasi, Pedagangnya campur-campur seperti basahan dan kering seperti layaknya sebuah pasar," tuturnya.

Lebih Nyaman

Pemantauan langsung proses penertiban
Sementara itu, Wakil Walikota Jakarta Selatan, Irmansyah menuturkan para PKL yang menempati lokasi blok parkir sudah tiga tahun berjualan. Oleh sebab itu, pedagang harus dipindahkan ke pasar lokbin Blok B yang sudah tertata tinggal ditempati para Pedagang Kaki Lima (PKL).

Irmansyah menuturkan relokasi pedagang tersebut, pedagang buah di blok A sebanyak 164 kios, pedagang sayur diblok B ada 120 kios. Untuk blok C rencananya untuk pedagang kelapa ada 73 kios. 

"Hari ini kita tata ke lokbin supaya para pembeli lebih nyaman. Nantinya ada rekayasa angkutan supaya memutar didepan pasar lokbin," tuturnya.

Sebelumnya pada bulan November 2015 para pedagang sudah berjanji akan pindah setelah ada jalan tembus, saat ini sudah ada jalan tembus tinggal di hotmik sehingga bisa dilintasi dengan nyaman.

"Mereka kan mau pindah kalau sudah ada jalan tembus, sekarang sudah ada makanya kami pindahin," ungkapnya dia.

Pedagang kecewa dengan penertiban

Irmansyah menanggapi kekecewaan pedagang
Widodo (35) salah seorang pedagang bumbu dapur mengaku kecewa dengan penertiban yang dilakukan oleh Pemkot Jakarta Selatan. Karena sebelum penertiban pedagang tidak pernah diajak berdiskusi untuk relokasi.

Pedagang hanya diberikan surat peringatan hingga ketiga sampai akhirnya lapak pedagang dihancurkan.

"Yah kami sangat kecewa masalah penertiban ini. Kami tidak pernah diajak diskusi, Sebenarnya bukan mendadak karena sudah tiga kali dikasih surat, namun kami ngga dipanggil untuk duduk bareng," ucap pria yang menjabat sebagai Humas Asosiasi Usaha Mikro Indonesia (AUMI) itu.

Dia menjelaskan pedagang sudah merintis selama dua tahun agar lokasi parkir menjadi ramai pembeli. Karena sebelumnya, mereka adalah PKL yang kerap berjualan dijalanan.

"Kita merasa dikorbankan. Atap ini kami yang beli sebesar Rp 20 juta. Masuk sini cuman terpal dan seng. Ini bukan dari UKM. Setiap hari kami bayar retribusi Bank DKI, karcis Rp 4.000 dan listrik Rp 7.000," ungkapnya.

Dia mengaku kalau dipindahkan ke belakang maka barang dagangannya menjadi tidak laku, Karena masih banyak pedagang lain yang berada di depan.

"Jadi kami dapat sisaan saja, karena ada PD Pasar dan Pasar Inpres," ucapnya.

Minta Dibina

Victor Siagian (55), pedagang bumbu dapur lainnya mengatakan penertiban itu sangat mendadak. Walaupun, memang banyak isu terkait penertiban pedagang. "Tadi lagi dagang tiba-tiba Satpol PP datang dan menyuruh mengangkut barang-barang dagangan. Kita kaget dong," ucap ayah dua orang anak itu.

Menurutnya, saat ini penghasilan sangat pas-pasan yaitu Rp 200.000 per hari, Kalau dipindahkan ke belakang dia takut kalau tidak akan mendapatkan penglaris, Dulu pernah dagang di belakang dan mengalami kebangkrutan. Kalau disini kita sudah nyaman, ucapnya.

Mikrolet Melintas di Jalan Rajawali

Jalan tembus dengan lebar 5 meter xpanjang 80 meter di Jalan Rajawali sedang diaspal olehpetugas. Diharapkan setelah aspal itu jadi maka angkutan mikrolet akan melintas di Jalan Rajawali.
Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta akan melakukan rekayasa pengalihan arus lalu lintas terhadap angkutan kota (angkot) dari arah Jalan Raya Ragunan menuju Jalan Raya Pasar Minggu melewati Jalan Buntu, tepatnya belakang Terminal Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

"Jadi semua mikrolet diarahkan lewat Jalan Rajawali  belakang terminal, sedangkan metromini langsung lurus masuk terminal," kata Andri Yansyah Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta.

Andri menyampaikan, pengalihan lalu lintas terhadap angkot melintas di area lokbin yang berada di Jalan Rajawali, tepatnya dibelakang Terminal Pasar Minggu menjadi
ramai pembeli, sehingga tidak ada alasan pedagang tidak mau di relokasi.

"Selama ini pedagang tidak mau ditempatkan dibelakang, karena tidak ada konsumen dan dengan masuknya mikrolet, maka tidak ada alasan lagi pedagang tidak mau ditempatkan dibelakang," ujarnya.

Lebih lanjut, pihaknya akan segera memasang sejumlah rambu lalu lintas dan menambah Moverable Conrete Barrier(MCB), sedangkan lokasi pembongkaran akan dijadikan lahan parkir dan dikelola oleh Unit Pengelola (UP) parkir Dishubtrans DKI Jakarta.

"Besok di pasang rambu dan ditambahlagi barier, kemungkinan Rabu akan di ujicoba penerapannya,"ungkapnya.(tten/jat)
Share this article :

<<< Mari Bergabung Bersama Kami >>>

*** Telah Terbit Edisi 146 Tahun Ke-10 ***

*** Telah Terbit Edisi 146 Tahun Ke-10 ***
DAPATKAN SECARA BERLANGGANAN : Tabloid Dwi-mingguan : MEDIA CETAK DAN ONLINE : Berita Lengkap, Isi dan Tampilan Baru : Wisata, Kuliner, Info Kesehatan dan Kecantikan, Keluarga, Kisah Nyata, Misteri, Zodiak, Selebrita Dll.

BERITA POPULAR

 
Copyright © 2015. tabloidmetrolima - All Rights Reserved