Headlines News :
Home » , » Komite Ad-hoc Terbentuk, Menpora Pastikan Pemerintah Abaikan Instruksi FIFA

Komite Ad-hoc Terbentuk, Menpora Pastikan Pemerintah Abaikan Instruksi FIFA

FIFA tunjuk Agum Gumelar sebagai Ketua komite Ad-hoc 
Jakarta, Metrolima.com - FIFA akhirnya membentuk Komite Ad-hoc Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) melalui suratnya pada akhir pekan lalu. FIFA menunjuk bekas Ketua Umum PSSI Agum Gumelar sebagai Ketua Komite, sementara anggotanya adalah perwakilan pemangku kepentingan sepak bola lainnya.


"Semua nama tersebut berasal dari 11 usulan PSSI kepada FIFA yang kemudian dikoreksi menjadi 7 orang," kata Haryo Yuniarto, anggota Komite Etik PSSI. Akmal Marhali, aktivis SaveOurSoccer menyatakan anggota komite memang mewakili pemangku kepentingan di luar PSSI. Namun semua tokoh tersebut adalah representasi PSSI. Misalnya perwakilan Indonesia Super League Joko Driyono yang tak lain bekas sekretaris jenderal PSSI,  perwakilan sepak bola wanita Monica Desideria yang juga anggota Komite Sepak Bola Wanita PSSI, serta perwakilan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Mahfudin Nigara yang notabene Wakil Ketua Komisi Banding PSSI. "Dengan komposisi komite ad-hoc itu, saya kurang yakin akan terjadi perubahan di sepak bola Indonesia," ujar dia. 
Pemerintah tak akan menjalankan instruksi Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) terkait peleburan tim transisi bentukan Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan tim bentukan PSSI dalam sebuah tim bersama untuk mereformasi sepak bola nasional.
"Kami sedang pelajari. Yang penting FIFA reformasi (diri) sendiri dulu," kata Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, saat hadir dalam final Liga Santri Nusantara 2015 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Ahad, 6 Desember 2015.
Menurut Nahrawi, sebelum memberikan instruksi pada negara anggotanya, sebaiknya FIFA menyelesaikan masalahnya sendiri terlebih dahulu. "Formulasi tentang reformasi sepak bola nasional sedang kami negoisasikan dengan FIFA. FIFA juga sekarang sedang intropeksi besar-besaran," ujarnya.
Bersamaan dengan intropeksi besar-besaran itu, kata Menpora, pihaknya atas nama pemerintah mendesak FIFA untuk memberikan peluang reformasi sebesar-besarnya terhadap federasi sepak bola Indonesia.
"Supaya tidak ada lagi pengaturan skor, gaji tidak dibayar, dan diskriminasi bagi klub yang memang seharusnya tampil di liga seperti halnya Persebaya Surabaya. Saya tahu sejarahnya Persebaya. Ini buah karya dari diskriminasi," kata Imam.
Karena itu, kata Imam, pemerintah berjanji akan kembali mendorong reformasi sepak bola nasional. "Siapa pun yang pegang federasi harus betul-betul objektif kepada pelatih, pemain, klub, suporter, termasuk kepada jurnalis." (tmpo/nur/nov/don/tri/jat)
Share this article :

<<< Mari Bergabung Bersama Kami >>>

*** Telah Terbit Edisi 146 Tahun Ke-10 ***

*** Telah Terbit Edisi 146 Tahun Ke-10 ***
DAPATKAN SECARA BERLANGGANAN : Tabloid Dwi-mingguan : MEDIA CETAK DAN ONLINE : Berita Lengkap, Isi dan Tampilan Baru : Wisata, Kuliner, Info Kesehatan dan Kecantikan, Keluarga, Kisah Nyata, Misteri, Zodiak, Selebrita Dll.

BERITA POPULAR

 
Copyright © 2015. tabloidmetrolima - All Rights Reserved