Penyelenggaraaan Festival Media 2015 |
Jakarta, Metrolima.com
- Masyarakat kini dituntut untuk mampu memilah sendiri mana informasi yang
benar dan tidak benar. Airbah informasi di era digital membuat kita seringkali
bingung menemukan kebenaran informasi.
Media, tidak sepenuhnya dapat lagi dipercaya.
Sebagaimana dikatakan
oleh Thomas L Friedman di atas, dalam bukunya The World is Flat,
tantangan kita yang hidup di era digital ini adalah bukan soal menyebarkan
informasi, tapi menemukan kebenaran.
Menurut Friedman,
informasi kini mengalir bagai air bah, datang dari seluruh penjuru bumi. Sulit
bagi kita membedakan mana yang benar dan tidak benar.
Indonesia tak luput
dari dampak ledakan informasi tersebut. Menurut catatan Dewan Pers, pada 2014
jumlah media di Indonesia mencapai 2130 media. Rinciannya: 567 media
cetak harian, mingguan dan bulanan, 1166 stasiun radio, 194 TV bersiaran lokal
dan nasional dan 211 media online.
Masalahnya, acapkali
media tak mampu menjalankan fungsi sebagai saluran informasi, pendidikan,
hiburan, dan kontrol sosial. Entitasnya sebagai industri membuatnya kerap
terjerambab mengabaikan tanggungjawab sosialnya.
“Mutu media
dikorbankan. Tidak sedikit media memproduksi berita-berita tidak mendidik
pembaca, bombastis, menonjolkan sisi sensual dan melanggar etika. Tujuannya,
bagi media cetak tentu mengejar oplah, sedangkan televisi mengejar rating dan
online menarik viewer sebanyak mungkin,” kata Ketua Umum Aliansi
Jurnalis Independen (AJI) Suwarjono dalam acara Festival Media yang
diselenggarakan AJI di Universitas Atma Jaya, Jakarta, Sabtu (14/11/2015).
Cerdas memilih media
Cerdas memilih media
Oleh karena itu, kata
dia, masyarakat perlu didorong untuk cermat memilih media.
Masyarakat pun perlu
aktif mendorong media untuk menghasilkan konten-konten yang memberikan
pencerahan kepada publik.
Menteri Komunikasi
dan Informasi Rudiantara yang hadir membuka acara Festival Media menyampaikan,
pertumbuhan media online adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan. Ia
berharap media tak lupa untuk memainkan perannya menyajikan konten-konten yang
baik.
“Media harusnya
cerdas menyajikan konten,” kata dia.
Acara Festival Media
yang berlangsung 14-15 November ini ingin menggugah kesadaran publik untuk
bersikap kritis terhadap media, mampu menganalisa, dan memahami bagaimana
berita dikonstruksi jurnalis.
"Melaui festival
media ini, AJI berharap masyarakat semakin cerdas memilih sumber informasi.
Bisa memilih mana yang berdasarkan fakta dan yang bukan," kata Suwarjono.
Acara dikemas dalam beragam diskusi dan talkshow yang melibatkan praktisi media, pengamat dan masyarakat.(kmps/aji/heru/jat)
Acara dikemas dalam beragam diskusi dan talkshow yang melibatkan praktisi media, pengamat dan masyarakat.(kmps/aji/heru/jat)