Misteri, Metrolima.com - Hantu secara umum merujuk
pada kehidupan setelah kematian. Hantu juga dikaitkan dengan roh atau arwah
yang meninggalkan badan karena kematian. Definisi dari hantu pada umumnya
berbeda untuk setiap agama, peradaban, maupun adat istiadat. Meskipun secara
umum hantu merujuk pada suatu zat yang mengganggu kehidupan duniawi, dalam
banyak kebudayaan, hantu tidak didefinisikan sebagai zat yang baik maupun
jahat.
Sebutan setan, iblis, genderuwo, dan sebagainya, lebih umum digunakan
untuk merujuk kepada hantu yang jahat. Sedangkan hantu yang baik yang dianggap
mempunyai kemampuan untuk menolong manusia, disebut dengan bermacam nama yang
berbeda, Tetapi di dalam kebanyakan agama, meminta hantu untuk membantu manusia
adalah dilarang.
Inilah Hantu Yang Paling Terkenal Di Masyarakat
Indonesia :
Kuntilanak
(Pontianak atau Puntianak, atau
sering disingkat kunti) adalah hantu yang dipercaya berasal dari perempuan
hamil yang meninggal dunia atau wanita yang meninggal karena melahirkan dan
anak tersebut belum sempat lahir.
Nama “puntianak” merupakan singkatan dari “perempuan mati beranak”. kuntilanak digambarkan sebagai wanita cantik berambut panjang dan berbaju panjang warna putih.
Kuntilanak digambarkan senang meneror penduduk kampung untuk menuntut balas. Kuntilanak sewaktu muncul selalu diiringi harum bunga kemboja.
Konon laki-laki yang tidak berhati-hati bisa dibunuh sesudah kuntilanak berubah wujud menjadi penghisap darah.
Kuntilanak dikatakan sering menjelma sebagai wanita cantik yang berjalan seorang diri dijalan yang sunyi. Kuntilanak konon juga menyukai pohon tertentu sebagai tempat “bersemayam”, misalnya waru yang tumbuh condong ke samping.
Nama “puntianak” merupakan singkatan dari “perempuan mati beranak”. kuntilanak digambarkan sebagai wanita cantik berambut panjang dan berbaju panjang warna putih.
Kuntilanak digambarkan senang meneror penduduk kampung untuk menuntut balas. Kuntilanak sewaktu muncul selalu diiringi harum bunga kemboja.
Konon laki-laki yang tidak berhati-hati bisa dibunuh sesudah kuntilanak berubah wujud menjadi penghisap darah.
Kuntilanak dikatakan sering menjelma sebagai wanita cantik yang berjalan seorang diri dijalan yang sunyi. Kuntilanak konon juga menyukai pohon tertentu sebagai tempat “bersemayam”, misalnya waru yang tumbuh condong ke samping.
Sundel Bolong
Sundel Bolong digambarkan sebagai
wanita cantik berambut panjang dan bergaun panjang warna putih yang bolong
(“berlubang tembus”) di bagian punggung yang sedikit tertutup rambut panjangnya
sehingga organ-organ tubuh bagian perut terlihat.
Dalam mitos nusantara, hantu sundel bolong adalah arwah penasaran dari wanita yang mati karena diperkosa dan kemudian melahirkan anaknya di dalam kubur.
Sundel bolong menurut mitos juga suka mencuri bayi-bayi yang baru saja dilahirkan. Sundel bolong menurut mitos sangat malu dengan lubang pada badannya dan selalu berusaha menutupinya.
Dalam mitos nusantara, hantu sundel bolong adalah arwah penasaran dari wanita yang mati karena diperkosa dan kemudian melahirkan anaknya di dalam kubur.
Sundel bolong menurut mitos juga suka mencuri bayi-bayi yang baru saja dilahirkan. Sundel bolong menurut mitos sangat malu dengan lubang pada badannya dan selalu berusaha menutupinya.
Tuyul
Tuyul dalam mitologi Nusantara,
terutama di Pulau Jawa, adalah makhluk halus berwujud anak kecil atau orang
kerdil dengan kepala gundul.
Penggambaran lainnya yang tidak disepakati semua orang adalah kulit berwarna keperakan, bersifat sosial serta bersuara seperti anak ayam.
Tuyul dapat dipekerjakan oleh seorang majikan manusia untuk alasan tertentu, terutama mencuri (uang).
Untuk menangkal tuyul, orang memasang yuyu di sejumlah sudut rumah karena tuyul dipercaya menyukai yuyu sehingga ia lupa akan tugas yang dibebankan pemiliknya. Kejadian tuyul dipercaya berasal dari janin orang yang keguguran atau bayi yang mati ketika lahir. Karena berasal dari bayi, karakter tuyul juga seperti anak-anak: gemar bermain,Kemungkinan besar tuyul juga sejenis alien.
Penggambaran lainnya yang tidak disepakati semua orang adalah kulit berwarna keperakan, bersifat sosial serta bersuara seperti anak ayam.
Tuyul dapat dipekerjakan oleh seorang majikan manusia untuk alasan tertentu, terutama mencuri (uang).
Untuk menangkal tuyul, orang memasang yuyu di sejumlah sudut rumah karena tuyul dipercaya menyukai yuyu sehingga ia lupa akan tugas yang dibebankan pemiliknya. Kejadian tuyul dipercaya berasal dari janin orang yang keguguran atau bayi yang mati ketika lahir. Karena berasal dari bayi, karakter tuyul juga seperti anak-anak: gemar bermain,Kemungkinan besar tuyul juga sejenis alien.
Pocong
Penggambaran pocong bervariasi.
Dikatakan, pocong memiliki wajah berwarna hijau dengan mata yang kosong.
Penggambaran lain menyatakan, pocong berwajah rata dan memiliki lubang mata
berongga atau tertutup kapas dengan wajah putih pucat. Mereka yang percaya akan
adanya hantu ini beranggapan, pocong merupakan bentuk protes dari si mati yang
terlupa dibuka ikatan kafannya sebelum kuburnya ditutup.
Meskipun pocong dalam film sering digambarkan bergerak melompat-lompat, mitos tentang pocong malah menyatakan pocong bergerak melayang-layang.
Hal ini bisa dimaklumi, sebab di film-film pemeran pocong tidak bisa menggerakkan kakinya sehingga berjalannya harus melompat-lompat. Keadaan ini pula yang menimbulkan suatu pernyataan yang biasa dipakai untuk membedakan pocong asli dan pocong palsu di masyarakat:
Meskipun pocong dalam film sering digambarkan bergerak melompat-lompat, mitos tentang pocong malah menyatakan pocong bergerak melayang-layang.
Hal ini bisa dimaklumi, sebab di film-film pemeran pocong tidak bisa menggerakkan kakinya sehingga berjalannya harus melompat-lompat. Keadaan ini pula yang menimbulkan suatu pernyataan yang biasa dipakai untuk membedakan pocong asli dan pocong palsu di masyarakat:
Genderuwo
Genderuwa adalah mitos Jawa tentang
sejenis bangsa jin atau makhluk halus yang berwujud manusia mirip kera yang
bertubuh besar dan kekar dengan warna kulit hitam kemerahan, tubuhnya ditutupi
rambut lebat yang tumbuh di sekujur tubuh.
Genderuwa dikenal paling banyak dalam masyarakat di Pulau Jawa, Indonesia. Orang Sunda menyebutnya “gandaruwo” dan orang Jawa umumnya menyebutnya “gendruwo”.
Habitat hunian kegemarannya adalah batu berair, bangunan tua, pohon besar yang teduh atau sudut-sudut yang lembab sepi dan gelap.
Menurut mitos, pusat domisili makhluk ini dipercaya berada di daerah hutan seperti Hutan Jati Cagar Alam Danalaya, kecamatan Slogohimo, sekitar 60 km di sebelah timur Wonogiri, dan di wilayah Lemah Putih, Purwosari, Girimulyo di Kulon Progo, sekitar 60 km ke barat Yogyakarta.
Genderuwa dikenal paling banyak dalam masyarakat di Pulau Jawa, Indonesia. Orang Sunda menyebutnya “gandaruwo” dan orang Jawa umumnya menyebutnya “gendruwo”.
Habitat hunian kegemarannya adalah batu berair, bangunan tua, pohon besar yang teduh atau sudut-sudut yang lembab sepi dan gelap.
Menurut mitos, pusat domisili makhluk ini dipercaya berada di daerah hutan seperti Hutan Jati Cagar Alam Danalaya, kecamatan Slogohimo, sekitar 60 km di sebelah timur Wonogiri, dan di wilayah Lemah Putih, Purwosari, Girimulyo di Kulon Progo, sekitar 60 km ke barat Yogyakarta.
Wewe Gombel
adalah sebuah istilah dalam tradisi
Jawa yang berarti roh jahat atau hantu yang suka menculik anak-anak, tapi tidak
mencelakainya. Konon anak yang dicuri biasanya anak-anak yang ditelantarkan dan
diabaikan oleh orang tuanya. Wewe Gombel biasanya akan menakut-nakuti
orang tua si anak atas sikap dan perlakuannya kepada anaknya sampai mereka
sadar. bila mereka telah sadar, Wewe Gombel akan mengembalikan anaknya.
Leyak
Dalam mitologi Bali, Leak adalah
penyihir jahat. Le artinya penyihir dan akartinya jahat. Leak
hanya bisa dilihat di malam hari oleh para dukun pemburu leak. Di siang hari ia
tampak seperti manusia biasa, sedangkan pada malam hari ia berada di kuburan
untuk mencari organ-organ dalam tubuh manusia yang digunakannya untuk membuat
ramuan sihir. Ramuan sihir itu dapat mengubah bentuk leak menjadi seekor
harimau, kera, babi atau menjadi seperti Rangda. Bila perlu ia juga dapat
mengambil organ dari orang hidup.
Diceritakan juga bahwa Leak dapat berupa
kepala manusia dengan organ-organ yang masih menggantung di kepala tersebut.
Leak dikatakan dapat terbang untuk mencari wanita hamil, untuk kemudian
menghisap darah bayi yang masih di kandungan.
Ada tiga leak yang terkenal. Dua
di antaranya perempuan dan satu laki-laki. Menurut kepercayaan orang Bali, Leak
adalah manusia biasa yang mempraktekkan sihir jahat dan membutuhkan darah
embrio agar dapat hidup. Dikatakan juga bahwa Leak dapat mengubah diri menjadi
babi atau bola api, sedangkan bentuk Leyak yang sesungguhnya memiliki lidah
yang panjang dan gigi yang tajam.
Beberapa orang mengatakan bahwa sihir Leak
hanya berfungsi di pulau Bali, sehingga Leak hanya ditemukan di Bali. Apabila
seseorang menusuk leher Leak dari bawah ke arah kepala pada saat kepalanya
terpisah dari tubuhnya, maka Leak tidak dapat bersatu kembali dengan tubuhnya.
Jika kepala tersebut terpisah pada jangka waktu tertentu, maka Leak akan mati.
Topeng leak dengan gigi yang tajam dan lidah yang panjang juga kadang-kadang
digunakan sebagai hiasan rumah.
Kuyang
Kuyang merupakan siluman berwujud
kepala manusia dengan isi tubuh yang menempel tanpa kulit dan anggota badan
yang dapat terbang untuk mencari darah bayi. Makhluk ini dikenal masyarakat di
Kalimantan.
Kuyang sebenarnya adalah manusia (wanita) yang menuntut ajaran ilmu hitam untuk mencapai kehidupan abadi.Pada siang hari, seorang kuyang akan menempuh hidup sehari-hari sebagaimana orang biasa, namun biasanya ia mengenakan pakaian jubah.
Pada malam hari kuyang akan terbang untuk mencari darah bayi atau darah persalinan untuk dihisap sebagai sarana menambah kekuatan ilmunya. Orang yang melihat kuyang terbang biasanya melihatnya seperti burung besar. Untuk menghadapinya korban perlu menggunakan sapu ijuk atau memukulkan perabot rumah tangga seperti panci atau wajan.
Kuyang sebenarnya adalah manusia (wanita) yang menuntut ajaran ilmu hitam untuk mencapai kehidupan abadi.Pada siang hari, seorang kuyang akan menempuh hidup sehari-hari sebagaimana orang biasa, namun biasanya ia mengenakan pakaian jubah.
Pada malam hari kuyang akan terbang untuk mencari darah bayi atau darah persalinan untuk dihisap sebagai sarana menambah kekuatan ilmunya. Orang yang melihat kuyang terbang biasanya melihatnya seperti burung besar. Untuk menghadapinya korban perlu menggunakan sapu ijuk atau memukulkan perabot rumah tangga seperti panci atau wajan.
Jenglot
Jenglot adalah figur kerajinan
tangan berbentuk manusia yang berukuran kecil (sekitar 10-17 cm), berkulit
gelap dengan tekstur kasar (seperti mumi), berwajah seperti tengkorak dan
bertaring mencuat, serta memiliki rambut dan kuku yang panjang.
Jenglot ditemukan di beberapa wilayah di nusantara, misalnya Jawa, Kalimantan,dan Bali..
Jenglot dipercaya memiliki kekuatan mistis dan memakan darah manusia. Masyarakat Indonesia meyakini jenglot sebagai makhluk yang memiliki kekuatan mistik dan dapat mengundang bencana.
Secara medis, jenglot didefinisikan sebagai bukan makhluk hidup setelah diteliti oleh tim forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta..
Melalui foto sinar Rontgen, tidak ditemukan unsur tulang (sebagai penyangga organ mahluk hidup) namun hal yang mengejutkan justru diperoleh dari penelitian DNA lapisan kulit jenglot yang mengelupas.
Setelah diperiksa oleh Dokter Djaja Surya Atmaja dari Universitas Indonesia, ternyata lapisan kulit itu memiliki DNA mirip primata sejenis manusia. Akan tetapi, penyelidikan asal usul jenglot secara medis hanya dihentikan sampai di sana karena pemilik jenglot tidak mengizinkan jenglot dibedah, agar tidak ada hal buruk yang terjadi.
Jenglot ditemukan di beberapa wilayah di nusantara, misalnya Jawa, Kalimantan,dan Bali..
Jenglot dipercaya memiliki kekuatan mistis dan memakan darah manusia. Masyarakat Indonesia meyakini jenglot sebagai makhluk yang memiliki kekuatan mistik dan dapat mengundang bencana.
Secara medis, jenglot didefinisikan sebagai bukan makhluk hidup setelah diteliti oleh tim forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta..
Melalui foto sinar Rontgen, tidak ditemukan unsur tulang (sebagai penyangga organ mahluk hidup) namun hal yang mengejutkan justru diperoleh dari penelitian DNA lapisan kulit jenglot yang mengelupas.
Setelah diperiksa oleh Dokter Djaja Surya Atmaja dari Universitas Indonesia, ternyata lapisan kulit itu memiliki DNA mirip primata sejenis manusia. Akan tetapi, penyelidikan asal usul jenglot secara medis hanya dihentikan sampai di sana karena pemilik jenglot tidak mengizinkan jenglot dibedah, agar tidak ada hal buruk yang terjadi.