View Gunung Semeru dari Desa Sumbermujur, Lumajang
|
Lumajang, Metrolima.com - Kepala Balai Besar Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru Ayu Dewi Utari memperkirakan ribuan pendaki akan merayakan
pergantian tahun 2015 ke 2016 di puncak Gunung Semeru.
Menurut Ayu, setiap hari lebih dari
600 orang yang mendaftar untuk melakukan pendakian. Namun, Besar Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru membatasi kuota, yakni hanya 500 orang per hari.
Ayu menjelaskan, kelebihan dari
batas kuota, yakni rata-rata setiap hari sekitar 100 orang harus menunggu di
Desa Ranupani guna menunggu jadwal pendakian. “Para pendaki harus mau mematuhi
seluruh ketentuan dan persyaratan yang kami tetapkan,” katanya, Sabtu, 26 Desember
2015.
Ayu mengingatkan para pendaki agar
mempersiapkan diri dan peralatan pendakian yang memadai, karena saat ini sedang
musim hujan.
Mereka juga diminta melakukan
perjalanan pada jalur yang sudah ditentukan. Larangan membuat api unggun tetap
diberlakukan. Para pendaki juga tidak boleh membuang sampah di sembarang
tempat. “Pendakian ke Semeru tetap dibatasi hingga Kalimati,” ujarnya.
Ayu mengatakan pada musim hujan
seperti saat ini kerap disertai tiupan angin yang kencang. Seluruh jalur
pendakian ke puncak Semeru rawan terjadi pohon tumbang. “Sampai saat ini belum
terpantau adanya badai, tapi para pendaki harus berhati-hati.
Ayu menjelaskan, musim badai di
Semeru biasanya terjadi sekitar Januari. Itu sebabnya Balai Besar Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru akan menutup jalur pendakian selama tiga bulan sejak
Januari 2016.
Penutupan jalur pendakian, selain
demi keamanan para pendaki, juga dimanfaatkan Balai Besar Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru melakukan pemulihan ekosistem di Gunung Semeru.
Seperti diketahui, berbagai jenis
bencana terjadi di Gunung Semeru sepanjang 2015. Saat musim kemarau ratusan
hektare kawasan Semeru terbakar. Ketika musim berganti ke hujan, kerap terjadi
tanah longsor dan pohon tumbang.(tmpo/pri/jat)