Headlines News :
Home » » Impian Pak Raden yang tak Terwujud & Perjuangan Mendapatkan Royalti

Impian Pak Raden yang tak Terwujud & Perjuangan Mendapatkan Royalti


Pak Raden ngamen di Balai Kota
Jakarta, Metrolima.com - Meski dalam kondisi sakit-sakitan dan kekurangan, di sisa usianya Drs Suyadi atau akrab dikenal dengan panggilan Pak Raden, terus berkarya. Banyak impiannya soal buku anak dan lukisan yang belum terwujud. Menciptakan boneka Si Unyil yang disukai anak-anak, Pak Raden tidak pernah mendapatkan royalti dari karyanya itu.


Cobaan yang menerpa Pak Raden berawal dari surat perjanjian dirinya sebagai pencipta Si Unyil dengan Perum Produksi Film Negara (PFN) tertanggal 14 Desember 1995. Dalam surat itu, disepakati bahwa Pak Raden melakukan pengalihan hak cipta ke PFN. Namun jangankan mendapat royalti, sejak diputuskan perjanjian itu Si Unyil karakter tokoh ciptaannya direnggut, diklaim sebagai aset negara.
"Besar harapan saya sekiranya saya dapat lagi memegang kepemilikan hak cipta Si Unyil sebelum matahari kehidupan saya terbenam," kata Pak Raden (21/2/2012) silam.
Pasca kejadian itu, kondisi perekonomian Pak Raden terpuruk. Dia juga kesulitan membeli peralatan untuk melukis dan mencetak buku dongengnya.
Meski kondisi kesehatannya semakin memburuk, Pak Raden terpaksa harus ngamen di beberapa tempat. Salah satunya di Balai Kota DKI Jakarta. Baginya tak ada waktu untuk terus meratapi nasib selain terus bergerak mencari jalan lain.
Hingga akhirnya Dahlan Iskan yang kala itu menjadi Menteri BUMN merasa iba dengan perjuangan Pak Raden. Dahlan akhirnya bertamu ke rumah Pak Raden. Memang Dahlan tidak bisa membantu agar karya Pak Raden bisa dikembalikan oleh negara. Namun dia berupaya mencarikan Pak Raden penghasilan bulanan. Dahlan akhirnya memberikan santunan sebesar Rp 10 juta per bulan yang merupakan bagian dari hak cipta Pak Raden, atas karakter tokoh Si Unyil dari PFN.
Namun biaya hidup sebesar itu, masih belum bisa mencukupi kebutuhan untuk Pak Raden berkarya. Dia tetap ngamen dan menjual lukisan. Hingga sebelum Pak Raden meninggal dunia Jumat (30/10) malam di usia 82 tahun, dia sempat menjelaskan tentang mimpi-mimpi yang tak kunjung dia raih.
"Nanti, jika ada uang lebih atau sponsor, saya mau membuat buku lagi untuk remaja. Buku cerita berdasarkan cerita wayang untuk remaja juga sangat langka. Di kepala saya masih banyak ide (judul) buku dan lukisan bertema seni pertunjukan tradisional. Untuk itu saya niatkan menjual lagi beberapa karya lukisan yang sebenarnya masterpiece buat saya," ujar Pak Raden.
“Selamat Jalan Pak Raden..”
Share this article :

<<< Mari Bergabung Bersama Kami >>>

*** Telah Terbit Edisi 146 Tahun Ke-10 ***

*** Telah Terbit Edisi 146 Tahun Ke-10 ***
DAPATKAN SECARA BERLANGGANAN : Tabloid Dwi-mingguan : MEDIA CETAK DAN ONLINE : Berita Lengkap, Isi dan Tampilan Baru : Wisata, Kuliner, Info Kesehatan dan Kecantikan, Keluarga, Kisah Nyata, Misteri, Zodiak, Selebrita Dll.

BERITA POPULAR

 
Copyright © 2015. tabloidmetrolima - All Rights Reserved