Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah |
Jakarta, Metrolima.com - Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD)
terus memproses aduan terkait ucapan 'rada-rada bloon' yang diucapkan Wakil
Ketua DPR Fahri Hamzah. MKD menjadwalkan pemanggilan Fahri sebagai teradu pada
Senin (5/8) pekan depan.
"Senin depan pemanggilan Fahri
terkait ucapan 'rada-rada bloon' itu," kata anggota MKD, Sarifuddin
Sudding di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (28/9/2015).
Sudding menuturkan bahwa pemeriksaan
itu untuk mengkonfirmasi bukti yang ada ke Fahri. Pelapor yaitu anggota
F-Hanura Inas Nasrullah Zubir juga sudah dikonfirmasi.
"Sudah ada dokumen untuk
dikonfirmasi. Pengadu juga sudah diminta konfirmasi," ucap Sudding.
Inas melaporkan Fahri ke MKD pada 24
Agustus 2015 silam. Dia pun menyertakan video rekaman diskusi Fahri di TV
swasta saat dia mengungkapkan ucapan kontroversial 'rada-rada bloon' tersebut.
"Siapa saja bisa melaporkan.
Saya tahu berita ini disebut bloon dari konstituen saya. Astagfirullah. Jadi
tentu saja konstituen kita tidak senang orang yang mereka pilih dikatain
begitu. Saya juga tidak senang," kata Inas saat itu.
Fahri sendiri sempat enggan
mengomentari kontroversi 'rada-rada bloon' ini, yang dia anggap tidak relevan.
Namun, tanggapan sempat dia berikan lewat akun twitternya.
"Ada anggota DPR Yg salah
ngerti aja tersinggung...mau jadi apa sampeyan?" cuit Fahri lewat akunnya,
@Fahrihamzah, sekitar pukul 22.00 WIB, Jumat (21/8/2015).
Ucapan kontroversial Fahri dalam
diskusi di salah satu tv swasta. Fahri dilibatkan dalam diskusi dengan Direktur
Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti soal 7 proyek baru DPR.
Ray mengkritik kebijakan tersebut.
Lalu Fahri diberi kesempatan bicara menjelaskan latar belakang 7 proyek yang
meliputi pembangunan Alun-alun Demokrasi, Museum dan Perpustakaan, Jalan Akses,
Visitor Center, Pusat Kajian, Pembangunan Ruang Anggota DPR dan Integrasi
Tempat Tinggal Anggota DPR tersebut.
Video rekaman diskusi itu lalu
diunggah ke youtube oleh akun bernama FaceToFace. Sesi pertama Fahri mulai
bicara di menit 7:46 hingga 10:02. Berikut penggalan pernyataan Fahri:
"Orang dalam demokrasi itu
tidak dipilih karena disukai oleh pimpinan negara atau ditunjuk oleh presiden,
tapi dipilih oleh rakyatnya sendiri. Bukan karena dia cerdas, tapi rakyat suka
dia, makanya kadang-kadang banyak orang juga datang ke DPR ini tidak cerdas,
kadang-kadang mungkin kita bilang rada-rada bloon begitu. Tapi dalam demokrasi
kita menghargai pilihan rakyat, karena itulah kita memberikan kekuatan kepada
otak dari orang-orang yang datang ke gedung ini dengan memberikan mereka staf,
dengan memberikan mereka sistem pendukung, pusat kajian, ilmuwan, peneliti dan
lain-lain dan lain-lainnya. Itulah cara kerja dari lembaga demokrasi."(dtkn/imk/tor/jat)