Lurah Satia periksa ban bekas tempat jentik Nyamuk |
Jakarta,
tabloidmetrolima.com - Pemberantasan
sarang nyamuk (PSN) oleh masyarakat dinilai jauh lebih efektif menekan kasus
demam berdarah dengan (DBD), dibandingkan dengan penyemprotan (fogging).
Oleh
karenanya, masyarakat diiingatkan agar tidak semata-mata mengandalkan upaya
dari pemerintah dalam menangani wabah tersebut.
Hal itu dikatakan Lurah Lenteng Agung Satia, di sela-sela
kegiatan pemantauan gerakan warga RT 07 RW 09 dalam mencegah demam berdarah.
Bersama Kader PKK dan Jumantik Kel.Lenteng Agung |
Satia mengatakan, pihaknya bergerak cepat mengatisipasi
wabah DBD yang mematikan ini. Seperti yang dia dan jajarannya lakukan di tujuh
RT, di RW 09, dimana salah satu Ketua RT terkena DBD. “Kami cepat bergerak ada
atau tidak ada laporan tentang wabah DBD. Pencegahan langsung kami lakukan
dengan gerakan 3M dan PSN,” katanya.
Ban bekas diambil untuk dikubur |
“PSN yang dilakukan Jumantik dan warga tidak memerlukan
biaya besar, namun hasilnya sangat efektif. Untuk itu kami tidak lelah
menyadarkan masyarakat tentang pentingnya PSN,” ujar Satia.
Satia juga menjelaskan, pihaknya telah mengintensifkan
seluruh kader Jumantik, dan juga warga untuk waspada pada wabah DBD.
“Sosialisasi pencegahan kami lakukan secara terus menerus, dan kami tekankan
bahwa yang berperan penting mengatasi DBD adalah masyarakat. Jadi tidak boleh tergantung
pada pemerintah,” tambahnya.
Pembersihan saluran air dari sampah |
Dari pantauan, Kelurahan Lenteng Agung juga
mensosialisasikan penanaman pohon pengusir nyamuk seperti Lavender dan Serai,
yang dinilai juga efektif mencegah tumbuhnya jentik nyamuk.
Dari data Puskesmas Kecamatan Jagakarsa, kasus DBD di
Kelurahan Lenteng Agung tergolong rendah.
“Meski kasus DBD di Lenteng Agung tergolong rendah, namun
kami tetap waspada, dan meminta semua pihak termasuk sekolah dan tempat usaha
untuk waspada DBD,” tandas Satia. Gun