Rapat paripurna DPRD Depok |
"Saya memilih
tidak melakukan reses dan hampir semua dewan tak mengambilnya. Karena itu,
dewan mengisi dengan liburan," kata Anggota Komisi B, DPRD Kota Depok,
Berhard, Sabtu (2/1/2016).
Alasannya, karena
saat ini tidak ada lagi anggaran untuk reses per orangan, sehingga anggota
Dewan memilih untuk tidak reses menyapa konstituen. Kondisi ini, menurut dia, berbeda
dengan masa sebelumnya.
Saat itu anggaran
reses per orangan masih dialokasikan sehingga banyak wakil rakyat yang turun ke
masyarakat.
"Tahun 2015
berbeda. Anggaran reses anggota Dewan dikelola oleh Sekretariat Dewan (setwan),
maka saya berkeputusan tidak melaksanakan reses," katanya.
Secara gamblang dia
menjelaskan bahwa untuk melakukan reses membutuhkan anggaran. Misalnya saja
untuk transportasi konstituen, konsumsi, sewa tenda dan lainnya.
"Kalau sekarang
kan peserta saja tidak dianggarkan untuk transportnya," ucapnya.
Menanggapi hal itu,
Sekretaris Dewan DPRD Kota Depok, Thamrin menuturkan ada perbedaan pola reses
dewan di kota/ kabupaten dengan provinsi atau pusat. Anggota DPRD
kota/kabupaten untuk keseharian memang berada di daerah pemilihan (dapil)
masing-masing.
Berbeda dengan
anggota dewan di Provinsi atau Pusat yang memang tidak intens berada di dapil
mereka. Karena itu, untuk dewan provinsi atau pusat kegiatan reses menjadi
penting, untuk mendengar aspirasi warga.
"Kalau dewan di
kota/kabupaten kan mereka tinggal di dapil masing-masing, tanpa reses mereka
pun sudah mendengar aspirasi warga," kata dia.(mrdk/ren/rudihrhp)