Pengusaha tahu Mulyani dari Desa Lohbener Celeng |
Indramayu,
Metrolima.com - Beberapa pengusaha tahu dan tempe di kawasan
Indramayu terancam nyaris gulung tikar akibat mahalnya
harga kedelai impor yang merupakan imbas dari merosotnya nilai tukar rupiah terhadap
dolar Amerika Serikat.
Hal tersebut dikatakan pengusaha Tahu, Mulyani
dari Desa Lohbener Celeng yang telah puluhan tahun menggeluti usaha Tahu untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
Dikatakannya, sejak dolar AS terus naik berimbas
ke harga kacang kedelai, sewaktu dolar belum naik harga kacang kedelai
perkilonya Rp.6500 dan setelah dolar naik maka kacang kedelai ikut naik menjadi
Rp.7400 perkilonya.
Kami disini para pengusaha tahu setiap harinya membutuhkan
kacang kedelai sebanyak 300 kilo, karena harga kacang sudah mulai naik maka
kami memangkasnya dengan cara membeli kacang kedelai sebanyak 250 kilo
setiap hari dan dengan cara memperkecil potongan tahunya, hal seperti ini
terpaksa kami lakukan agar usaha kami bisa berjalan.
Dia mengaku khawatir harga kedelai akan terus
naik tembus hingga angka Rp.8.000 per kg, maka dia tidak akan mampu meneruskan
usahanya, sedangkan utang kami sudah menumpuk di Bank dan kemungkinan
usaha kami ini akan tutup dan peralatannya akan disita
oleh Bank karena tidak bisa menutupi utang utang kami. (Suyanto)