Presiden Menyampaikan Pidato pada Sidang Tahunan MPR |
Jakarta, Metrolima.com - - Presiden Joko Widodo akhirnya berpidato dalam sidang tahunan MPR. Dalam
kesempatan itu dia mengajak seluruh lembaga negara bersinergi membangun
kekompakan.
Presiden Jokowi berpidato di Kompleks Parlemen, Senayan, Jumat (14/8/2015)
pagi. Dia mengenakan setelan jas hitam dan peci berwarna senada, serta dasi
warna merah.
Jokowi mengucapkan salam kepada seluruh undangan yang ada di lokasi. Presiden RI ke-5 yang juga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri serta Presiden RI ke-3 BJ Habibie mendapat tepuk tangan riuh saat namanya disebut Jokowi.
Jokowi juga mengucapkan salam kepada seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Dia mengajak seluruh rakyat Indonesia bersyukur karena agenda itu dapat terlaksana.
Mengawali inti pidatonya, Jokowi pun meminta agar seluruh lembaga negara bersinergi. Hal itu
Jokowi mengucapkan salam kepada seluruh undangan yang ada di lokasi. Presiden RI ke-5 yang juga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri serta Presiden RI ke-3 BJ Habibie mendapat tepuk tangan riuh saat namanya disebut Jokowi.
Jokowi juga mengucapkan salam kepada seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Dia mengajak seluruh rakyat Indonesia bersyukur karena agenda itu dapat terlaksana.
Mengawali inti pidatonya, Jokowi pun meminta agar seluruh lembaga negara bersinergi. Hal itu
"Melalui forum ini, terbuka ruang bagi saya
mengajak lembaga-lembaga negara membangun kekompakan demi memperkuat sistem
pemerintahan presidensial," ucap Jokowi.
Pada Penutupan Sidang Tahunan MPR ini, Ketua MPR Zulkifli Hasan menutup
sidang tahunan MPR setelah Presiden Joko Widodo berpidato melaporkan kinerja
lembaga. Dalam pidato penutupannya, Zulkifli mengutip perkataan Bung Hatta.
"Renungkan kembali pidato Bung Hatta, Indonesia, luas tanahnya, besar daerahnya, dan tersebar letaknya. Pemerintahan negara yang semacam itu hanya dapat diselenggarakan mereka yang mempunyai tanggung jawab yang sebesar-besarnya dan mempunyai pandangan yang amat luas. Rasa tanggung jawab itu akan hidup dalam dada jika kita sanggup hidup dengan memikirkan lebih dahulu kepentingan masyarakat, keselamatan nusa dan kehormatan bangsa," kata Zulkifli dalam pidatonya di Ruang Sidang Paripurna, Kompleks Parlemen, Senayan, Jumat (14/8/2015).
"Renungkan kembali pidato Bung Hatta, Indonesia, luas tanahnya, besar daerahnya, dan tersebar letaknya. Pemerintahan negara yang semacam itu hanya dapat diselenggarakan mereka yang mempunyai tanggung jawab yang sebesar-besarnya dan mempunyai pandangan yang amat luas. Rasa tanggung jawab itu akan hidup dalam dada jika kita sanggup hidup dengan memikirkan lebih dahulu kepentingan masyarakat, keselamatan nusa dan kehormatan bangsa," kata Zulkifli dalam pidatonya di Ruang Sidang Paripurna, Kompleks Parlemen, Senayan, Jumat (14/8/2015).
Selain itu, Zulkifli juga
mengungkapkan bahwa Pancasila sebagai ideologi negara tak perlu lagi
dipertanyakan. Yang terpenting adalah bagaimana kita mengamalkannya.
Dia juga mengingatkan pentingnya
memperkokoh etika. Mulai dari etika lingkungan, etika keilmuan, hingga etika
politik.
"Etika politik dan
pemerintahan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih. Tanggap akan aspirasi
rakyat," ujar Ketum PAN ini.(DN/Imk/Faj/Hri/Jat)