KeluargaAhli Waris Penghuni Komplek Zeni Mampang |
Jakarta, Metrolima.com - Usaha warga Zeni Mampang untuk
menunda eksekusi akhirnya berbuah manis. Ancaman membongkar makam anggota
keluarga yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, rupanya
manjur.
Menteri Koordinator Bidang Politik,
Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Pandjaitan memenuhi janjinya untuk
membujuk Pangdam Jaya Mayjen Teddy Lhaksmana menunda eksekusi. Koordinator dari
warga Mayor (Purn) Syamsudin yang menelpon Luhut, lantas menyampaikan kabar
gembira ini kepada rekannya yang lain.
"Selasa depan, pukul 10.00 WIB
kita diundang Pak Luhut untuk datang ke kantornya," kata Syamsudin kepada
warga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu
(19/12/2015).
Pihaknya diundang untuk berdialog
dengan Kodam Jaya. Masing-masing diminta untuk membawa dokumen terkait
legalitas kepemilikan tanah di Zeni Mampang yang juga mengaku berhak menempati
kompleks tersebut.
"Kita bawa legal standing kita.
Karena mereka (Pangdam Jaya) mau menunjukkan legal standingnya," kata
Syamsudin.
Rencananya ia akan membawa dokumen
kepemilikan rumah yang sudah ditempati warga sekitar 50 tahun terakhir.
Mendengar eksekusi ditunda warga mengucapkan terima kasih ke Luhut melalui
sambungan telepon milik Syamsudin.
Suasana haru menyeruak, warga
kemudian saling berpelukan dan menangis terharu. Beberapa di antaranya juga
melakukan sujud syukur.
Berkat penundaan ini, warga yang
semula akan melanjutkan pembongkaran makam akhirnya kembali ke kompleks.
Sementara, di sekitar kompleks disebutkan sudah ada sejumlah personil TNI AD
yang siap mengeksekusi kompleks tersebut.
Untuk diketahui, warga yang terancam
digusur sebanyak 71 KK. Di antaranya terdapat veteran 45 gerilya, veteran
serodja, veteran 10 Nopember yang berusia antara 70-90 tahun.(dtin/mar/rna/jat)