Pemasangan spanduk provokasi di Pilkada Depok |
Depok, Metrolima.com - Jelang Pilkada, warga Depok dikejutkan
dengan adanya spanduk dukungan bikin gereja per satu kelurahan foto pasangan
calon walikota-wakil walikota Depok Dimas Oky Nugroho-Babai Suhaimi. Sontak
spanduk itu membuat banyak warga bertanya mengenai kebenaran isi spanduk itu.
Pada spanduk itu
bertuliskan 'Haleluya...Puji Tuhan... Ayo Sukseskan Satu Kelurahan Satu
Gereja'. Terdapat gambar gereja dan foto Dimas-Babai.
"Saya dapat foto
spanduknya dari teman, katanya ada di Cilodong," kata Tri, salah satu
warga, Minggu (8/11/2015).
Tim Kampanye
Dimas-Babai, Rudi Setiawan mengaku kaget mendengar beredarnya spanduk itu.
Selain di Cilodong, mereka juga mendapat spanduk itu berada di wilayah
Sawangan, Cinere, dan Citayam.
Spanduk itu, tegas
Rudi, bukan dipasang pasangan nomor urut satu itu. Sehingga dia pihaknya
menegaskan itu merupakan fitnah terhadap Dimas-Babai. Sebab, spanduk bertulisan
satu gereja per kelurahan dipasang pada lokasi masyarakatnya secara kultur,
tingkat pendidikan, dan pengetahuan agamanya sangat kuat.
"Kita baru
temukan 3 titik pemasangan spanduk, dan ada beberapa yang sudah dicopot. Tapi
mungkin ada beberapa laporan pagi ini yang saya terima ternyata sudah banyak juga
spanduk itu. Bicara Depok hari ini sama saja bicara indonesia, karena Kota
Depok bukan hanya dimiliki oleh orang depok asli sendiri tetapi sudah
heterogen," kata Tim Kampanye Dimas-Babai, Rudi Setiawan.
Langkah selanjutnya,
lanjut dia, temuan ini akan dilaporkan ke jalur hukum. Pihaknya mengaku sudah
mengantongi satu nama yang diduga mencetak dan memasang spanduk tersebut.
"Saat ini ada
beberapa tim yang mengkaji tentang ini dan melaporkannya ke pihak yang
berwajib. Kita juga akan melaporkan ke Panitia Pengawas Pemilu Kota Depok, agar
bisa dilakukan penyelidikan lebih lanjut," ucapnya.
Sementara itu Calon
Wali kota Depok dari PDIP, Dimas Oky Nugroho mengecam soal beredarnya spanduk
berisi SARA di beberapa titik di Depok. Menurutnya, hal itu merupakan kampanye
hitam atau strategi politik orang yang panik.
"Saya mengecam
kampanye hitam dan para pelaku di belakangnya," kata Dimas, Minggu (8/11).
Ditegaskan, kampanye
hitam yang bernuansa SARA adalah bentuk dari sebuah kedangkalan. Dia juga
berpendapat bahwa ini sebagai bentuk lemahnya komitmen menjaga semangat
kebangsaan.
Dimas mengaku
mengetahui tersebarnya spanduk itu dari relawan dan warga. Namun dia tidak tahu
siapa pelakunya yang menyebarkan spanduk itu. "Saya tidak tahu siapa
pelakunya. Tapi siapapun pelakunya, dia adalah penjahat demokrasi dan penjahat
bangsa," kecamnya.(mrdk/hhw/nur/jat)