Jajaran Pemkot Bogor, PGRI dan Pendidik SDN Margajaya |
Bogor, Metrolima.com - Wakil Wali Kota
Bogor Usmar Hariman meresmikan
Pencanangan Pemakaian/Penerapan Huruf Sunda di sekolah pada Rabu (26/8), di SDN
1, 2 dan 3 Margajaya Kota Bogor.
Peresmian
ditandai dengan pengguntingan pita dan pembukaan tirai pada Papan Nama Sekolah
SDN Margajaya 1 oleh Wakil Wali Kota Bogor didampingi Kepala Dinas Pendidikan
Kota Bogor Edgar Suratman dan Camat Bogor Barat Irwan Gumelar.
Tampak
hadir pula Kapolsek Dramaga, para Lurah Se-Bogor Barat, Ketua PGRI Bogor Barat
Asep Dadan Hidaya, Ketua MKKS Deddi, Kepala Sekolah di Gugus 8 dan undangan
lainnya.
Moh.Hamzen SSi, MM Kepala SDN Margajaya 1 usai acara kepada pewarta mengatakan
bahwa pencanangan ini sebagai wujud nyata Program Nga-Bogor yaitu Program Cinta
Ka Bogor, “Bogoh ka Bogor”.
“Ini
wujud untuk membudayakan bahasa sunda mulai dari penggunaan bahasa sunda sehari
hari pada peserta didik dan kalangan pendidik disekolah, juga membuat papan
nama disekolah dengan menggunakan huruf sunda sebagai pembelajaran, pembiasaan
untuk mengenal huruf huruf sunda yaitu NGALAGEUNA di sekolah.” jelas Hamzen.
Ia
menambahkan pelajaran Bahasa Sunda di Jawa Barat termasuk Mulok yang wajib
diajarakan pada peserta didik. Mulok bahasa sunda dilaksanakan selama 2 jam
dalam satu minggu dan diajarkan kepada siswa kelas 1 hingga kelas 6.
Menurutnya
orang tua siswa sangat mengapresiasi dan mendukung penggunaan bahasa sunda.
Karena hidup di Jawa Barat jadi para pendatang yang bukan orang sunda dan mampu
berbahasa sunda berarti mampu menempatkan dirinya sejajar dengan warga sunda
sehingga dapat berkomunikasi dengan baik dan lancar.
Dikatakannya
sebagai implementasinya setiap hari Rabu sebagaimana Program Rabu Nyunda, para
pendidik disekolah yang dipimpinnya sudah menggunakan dan membiasakan memakai
pakaian adat sunda serta berbahasa sunda.
“Untuk
pakaian adat sunda di Rabu Nyunda saya tidak mengharuskan atau mewajibkan
kepada para siswa, pakaian hanya merupakan symbol yang terpenting adalah hari
itu anak anak mampu berkomunikasi dan menjungjung tinggi bahasa sunda.
“Diutamakan
bukan pakaiannya tapi ditingkah laku sehari harinya yang Nyunda itu yang
penting,”tegas Hamzen.
Hamzen
berharap mudah-mudahan SDN Margajaya 1, 2 dan 3 yang berada satu komplek tetap
eksis dan berkomitmen melaksanakan pendidikan dengan baik, memberikan
pembekalan/pembelajaran ilmu khususnya dalam budaya sunda memperkenalkan pada
peserta didik huruf/aksara sunda pada nama nama sekolah, mudah mudahan sekolah
yang lain dapat mengikutinya juga.
Hal
senada disampaikan Komariah SPd, Kepala SDN Margajaya 2, pencanangan ini sangat
bagus untuk mengenalkan dan melestarikan budaya sunda pada para peserta didik
juga para pendidik dan orang tua siswa. Karena kami 3 sekolah ini berlokasi berbatasan
dengan Kabupaten Bogor maka kami ini mukanya Kota Bogor Bagian Barat, kami ini
ujung tombak Kota Bogor dibagian barat.
“Perbatasan
itu harusnya ada didepan lebih ditonjolkan dan dibenahi,”ucap Kokom panggilan
dari Komariah. Karena kami mukanya Bogor bagain barat maka kami para Kepala
Sekolah di 3 SD ini untuk NGAMUMULE terutama bahasa sunda atau Rabu Nyunda yang
programnya sudah dicanangkan Walikota Bogor, saya berharap semua sekolah dapat
melaksanakan kegiatan Rabu Nyunda dengan sebaik baiknya.
Seperti
halnya SDN Margajaya 1 sebagai bukti nyata dikembangkannya budaya sunda yaitu
dengan prestasi Jaipong yang menjuarai berturut turut serta pernah juara ditingkat nasional
begitupun SDN Margajaya 2 seni Tari Jaipong menjadi andalan sekolahnya dalam berbagai
ajang kejuaraan, bahkan siswanya Annisa kelas 6 pada tgl 10-18 Agustus baru
lalu mengikuti ajang perkenalan budaya se-Asean di Kuala Lumpur Malaysia. (Andy)