Jakarta, Metrolima.com — Sekretaris Dewan DKI
Muhammad Yuliadi mengaku sedang mempersiapkan portal internet khusus untuk
menampung rincian kegiatan anggota DPRD DKI. Hal tersebut bertujuan agar
masyarakat umum bisa dengan mudah mengakses dan mengetahui kegiatan-kegiatan
yang dikerjakan oleh anggota DPRD DKI setiap hari kerja mereka.
Sekretaris Dewan DKI Muhammad Yuliadi |
"Saya mau bikin kayak jakarta.go.id,
tetapi khusus DPRD. Nanti yang senang gadget bisa lihat agenda-agenda
Dewan. Termasuk saya, saya juga mau tiap harinya ada hasil rapat komisi yang
sudah dikasih kesimpulan bisa dimuat di situ," ujar Yuliadi ketika
dihubungi, Minggu (13/9/2015).
Yuliadi mengatakan, hampir semua
rapat yang dilakukan anggota DPRD DKI selama ini tidak pernah dilakukan secara
tertutup. Artinya, semua isi rapat tersebut terbuka untuk umum dan boleh
dikonsumsi publik.
Menurut Yuliadi, hal tersebut bagus
karena masyarakat bisa mengetahui proses diskusi yang berlangsung ketika
anggota Dewan sedang membicarakan sebuah masalah. Selain itu, Yuliadi juga
ingin meniru langkah pemerintah provinsi yang kerap mengunggah video jalannya
rapat ke YouTube.
Dia mengatakan, video rapat-rapat
anggota DPRD juga akan dia masukkan ke YouTube agar masyarakat bisa ikut
menyaksikan. Selain itu, Yuliadi juga ingin foto-foto kegiatan pun dimasukkan
dan diperbarui secara berkala.
"Akan tetapi, ini bukan berarti
kami bersaing antara Gubernur dan DPRD-ya. Sama sekali bukan. Ini untuk keterbukaan
informasi saja," ujar Yuliadi.
Mengenai langkah ini, Yuliadi
mengakui bahwa akan ada risiko yang harus diemban para anggota Dewan. Persepsi
publik terhadap anggota Dewan bisa sangat bermacam-macam dengan mengetahui
siapa saja wakil rakyat yang membela rakyat dalam tiap rapat.
Akan tetapi, Yuliadi mengatakan, hal
itu bukan masalah besar. Sebab, sebagian besar anggota Dewan juga setuju dengan
rencananya ini.
Meski sudah memiliki konsep, Yuliadi
mengatakan, pengadaan portal ini masih harus dibicarakan dalam rapat terlebih
dahulu. Pengerjaannya pun akan memakan waktu yang tidak sebentar. Sumber daya
manusia yang dibutuhkan juga harus banyak.
"Intinya, ke depannya begitu.
Kami bertahap (mengerjakannya),"ujar Yuliadi.(Komps/Jessi/Ana/Jat)