Headlines News :
Home » , » Terkait Pembangunan Bandar Udara, Penduduk Asli Tambrauw Tidak Mau Pindah dari Tanah Ulayat

Terkait Pembangunan Bandar Udara, Penduduk Asli Tambrauw Tidak Mau Pindah dari Tanah Ulayat



Tambrauw,  tabloidmetrolimanwes.com - Dua Pangkalan Udara, peninggalan Perang Dunia II di Desa Werur dan Pulau Dua, Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat menjadi catatan penting bagi Kementrian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI). Betapa tidak, dua bandara itu bisa menghabiskan dana miliaran rupiah, namun rencana pembangunan belum bisa dilaksanakan karena terkendala hak ulayat.

Pasalnya, penduduk setempat yang mendiami wilayah tersebut, belum berhasil dipindahkan ke area lain. Mereka meminta pemerintah daerah, mencari lahan baru untuk ditempati. Pada hal, Kemenhub RI telah menyiapkan dana sebesar Rp. 36 miliar untuk menyelesaikan tahap pertama pembangunan bandara peninggalan sekutu.

Namun hingga saat ini, belum ada tanda-tanda pembangunan Bandar udara, baik yang letaknya di desa Werur maupun bandara peninggalan perang dunia II di Pulau Dua. Jarak antara dua bandara tersebut sekitar 5,3 km. Dua Pangkalan Udara yang ditemukan penduduk asli setempat yakni bandara di desa Werur memiliki panjang 3000 meter dengan dua landasan pacu (crossed pararel runway). Dua Bandara ini dibangun sekutut pada tahun 1942. Sedangkan bandara di Pulau Dua memiliki panjang 800 meter. Dua Bandara itu berdiri di atas tanah bekas pangkalan militer sekutu saat perang dunia II.
Sesuai sumber didapat Metrolima News dan media di Jakarta waktu lalu, Plt. Dirjend Perhubungan Udara Santoso Eddy Wibawa telah bertemu dengan Bupati Kabupaten Tambrauw, Gabriel Assem, SE.,MSi. Bahkan Kemenhub RI dan Pemda Kabupaten Tambrauw telah menandatangani  MoU penyelesaian Bandara sebesar Rp. 36 Miliar terdiri dari Rp. 30 miliar disiapkan Kementrian Perhubungan. Sedangkan masalah pembebasan lahan disiapkan Pemda setempat sebesar Rp. 6 miliar. Luas tanah bandara diperkirakan mencapai 2000 hektar.  Hadir dalam penandatanganan MoU, Sekda Kabupaten Tambrauw, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Dinas Perhubungan, Kabag Humas dan Kabag Hukum Kabupaten Tambrauw di Jakarta tahun 2014 lalu.

Kemenhub RI, melalui Plt. Dirjend Perhubungan Udara Santoso Eddy Wibawa menegaskan Kementrian Perhubungan mengupayakan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). “Kami berharap lahan yang akan dibangun tidak ada masalah. Intinya, anggaran ada, tidak ada protes dari warga,” kata Plt. Santoso Eddy Wibawa. Bupati Kabupaten Tambrauw, Gabriel Assem, SE. MSi menyambut baik adanya kerjasama ini terlebih dibukanya bandara di wilayahnya dapat menambah pemasukan bagi warganya. Letaknya pun sangat strategis karena menghadap Samudera Pasifik.

Hasil investigasi Metrolima News dari berbagai Sumber di Kabupaten Tambrauw, kendala yang dihadapi Pemerintah Daerah adalah penduduk yang telah lama mendiami lahan tanah bandara belum bersedia pindah dari lokasi tersebut. Bahkan mereka meminta selain pembayaran tanah, Pemda Tambrauw harus menyiapkan lahan dan mendirikan bangunan layak huni bagi puluhan rakyat yang telah menempat tanah bandara. (Soter R) 
Share this article :

<<< Mari Bergabung Bersama Kami >>>

*** Telah Terbit Edisi 146 Tahun Ke-10 ***

*** Telah Terbit Edisi 146 Tahun Ke-10 ***
DAPATKAN SECARA BERLANGGANAN : Tabloid Dwi-mingguan : MEDIA CETAK DAN ONLINE : Berita Lengkap, Isi dan Tampilan Baru : Wisata, Kuliner, Info Kesehatan dan Kecantikan, Keluarga, Kisah Nyata, Misteri, Zodiak, Selebrita Dll.

BERITA POPULAR

 
Copyright © 2015. tabloidmetrolima - All Rights Reserved