Kepala Disdik DKI, Arie Budhiman |
Pendidikan, Metrolima.com - Seluruh sekolah mulai jenjang SD, SMP, SMA dan SMK di ibu kota akan
melaksanakan Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB) pada 27 hingga 29
Juli mendatang. Untuk itu, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta telah
mengeluarkan surat edaran berisi imbauan kepada pihak sekolah untuk
mengawasi pelaksanaan MOPDB.
"Kita semua harus mengawasi karena kita sedang membangun etika dan budaya tertib di sekolah "
Kepala Disdik DKI, Arie Budhiman mengatakan, pelaksanaan MOPDB
diharapkan tidak terjadi lagi kekerasan kepada calon siswa baru oleh
senior yang didasari dendam. Kepala sekolah, guru, siswa dan wali murid
sangat berperan untuk mengantisipasi agar orientasi berbasis kekerasan
tidak terjadi lagi
"Kita semua harus mengawasi karena
kita sedang membangun etika dan budaya tertib di sekolah," kata Arie di
Balaikota, Kamis (23/7).
Arie mengatakan, para calon siswa
juga tidak diperkenankan memakai atribut aneh selama masa orientasi
berlangsung. Sebab, pemakaian atribut tersebut dianggap tidak berguna
dan tidak mendidik
"Pengenalan sekolah bisa dilakukan dengan baik secara internal dan eksternal. Bukan seperti atribut begitu," ujar Arie.
Arie
mengungkapkan, pihaknya telah menyebarkan surat edaran Nomor 59 Tahun
2015 terkait aturan pelaksanaan MOPDB di seluruh sekolah yang tersebar
di Jakarta.
Surat edaran terkait pelaksanaan MOPDB ini
mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2015 tentang aturan hari pertama masuk sekolah, Peraturan Gubernur Nomor
26 Tahun 2015 tentang MOPDB.
"Kami telah menyiapkan
sanksi bagi pelanggar aturan MOPDB. Sanksi tidak akan pandang bulu, baik
bagi kepala sekolah maupun guru yang punya fungsi pengawasan akan
distafkan, bila lalai mengawasi kegiatan orientasi. Sedangkan bagi
siswa yang masih menggelar MOPDB dengan tindakan kekerasan maupun
menggunakan atribut aneh akan dikeluarkan dari sekolah. Sanksi ini tegas
dan konsisten," papar Arie.
Arie menambahkan, DKI Jakarta
harus menjadi pionir terdepan dalam membangun etika dan budaya tertib
di sekolah. "Kami mengajak seluruh civitas sekolah berperan aktif
mewujudkan etika dan budaya tertib di sekolah sehingga aksi kekerasan
dapat dihilangkan," pungkasnya.(BJ/Jat)