JAKARTA, METROLIMA NEWS - Direktur Program Imparsial
Al Araf menilai Letjen TNI (Purn) Sutiyoso tidak pantas ditunjuk
sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Pasalnya, Sutiyoso dianggap
pernah gagal memberikan rasa aman bagi masyarakat.
"Saat Sutiyoso menjabat sebagai Pangdam Jaya, ia gagal memberikan rasa aman bagi PDI dan Ibu Kota. Kalau pernah gagal, seharusnya jangan dipromosikan jadi Kepala BIN," ujar Araf dalam konferensi pers di Kantor Imparsial, Jakarta, Kamis (11/6).
Sutiyoso diduga kuat bertanggung jawab dalam peristiwa penyerangan Kantor PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, pada 27 Juli 1996. Sutiyoso yang saat itu menjabat sebagai Pangdam Jaya, diduga lalai melindungi masyarakat sipil.
Araf mengatakan, kompleksitas ancaman yang ada saat ini, seperti paham radikal dan terorisme, menuntut BIN bekerja sesuai fungsinya dalam memberikan perlindungan bagi masyarakat. Namun, usia dan kemampuan intelijen Sutiyoso saat ini dinilai sudah tidak relevan dengan kebutuhan BIN tersebut.
"Umur dia (Sutiyoso) sudah 70 tahun. Dia tidak lagi sanggup untuk menghadapi kompleksitas ancaman, apalagi mengimbangi permintaan Presiden," kata Araf.
Selain itu, menurut Araf, Sutiyoso sudah terlalu lama pensiun dari dinas militer, sehingga dalam konteks intelijen, ia tidak lagi mempunyai kemampuan yang memadai. Dengan jabatan ketua umum parpol saat ini, Sutiyoso dinilai lebih memiliki kemampuan di bidang politik ketimbang bidang intelijen.
"Saat Sutiyoso menjabat sebagai Pangdam Jaya, ia gagal memberikan rasa aman bagi PDI dan Ibu Kota. Kalau pernah gagal, seharusnya jangan dipromosikan jadi Kepala BIN," ujar Araf dalam konferensi pers di Kantor Imparsial, Jakarta, Kamis (11/6).
Sutiyoso diduga kuat bertanggung jawab dalam peristiwa penyerangan Kantor PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, pada 27 Juli 1996. Sutiyoso yang saat itu menjabat sebagai Pangdam Jaya, diduga lalai melindungi masyarakat sipil.
Araf mengatakan, kompleksitas ancaman yang ada saat ini, seperti paham radikal dan terorisme, menuntut BIN bekerja sesuai fungsinya dalam memberikan perlindungan bagi masyarakat. Namun, usia dan kemampuan intelijen Sutiyoso saat ini dinilai sudah tidak relevan dengan kebutuhan BIN tersebut.
"Umur dia (Sutiyoso) sudah 70 tahun. Dia tidak lagi sanggup untuk menghadapi kompleksitas ancaman, apalagi mengimbangi permintaan Presiden," kata Araf.
Selain itu, menurut Araf, Sutiyoso sudah terlalu lama pensiun dari dinas militer, sehingga dalam konteks intelijen, ia tidak lagi mempunyai kemampuan yang memadai. Dengan jabatan ketua umum parpol saat ini, Sutiyoso dinilai lebih memiliki kemampuan di bidang politik ketimbang bidang intelijen.