Dirut RSUD Bogor beri klarifikasi |
Bogor,
tabloidmetrolima.com - Terkait adanya informasi
di kalangan masyarakat perihal penolakan pasien BPJS oleh RSUD Kota Bogor,
Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Bogor Dr. Dewi Basamalah menjelaskan perihal
kisruh di atas. Dewi menyatakan bahwa daya tampung RSUD Kota Bogor memiliki
keterbatasan.
Dirut RSUD menyampaikan bahwa
selama ini RSUD Kota Bogor dalam memberikan pelayanan kesehatan tidak
membeda-bedakan antara pasien umum atau pasien BPJS. “Kami berusaha mengikuti
prosedur SOP yang berlaku, mendahulukan memberikan perawatan bagi pasien ketika
mereka datang,” paparnya.
Dihadapan para awak media di
Ruang Pertemuan RSUD Kota Bogor, Jl. Cilendek Kota Bogor, Dirut RSUD
menyatakan bahwa daya tampung kamar di RSUD Kota Bogor saat itu
sudah melampaui batas. Sehingga RSUD Kota Bogor terpaksa harus merujuk pasien
ke rumah sakit lain. Tetapi sebelum dipindahkan, pasien sudah mendapat
pelayanan tindakan untuk menstabilkan kondisi kesehatannya.
Perihal adanya keterbatasan daya
tampung rumah sakit, Dirut RSUD Kota Bogor menjelaskan bahwa banyaknya pasien
yang masuk ke RSUD Kota Bogor tidak didominasi warga Kota Bogor semata. “Lima
puluh persen pasien yang masuk ke RSUD Kota Bogor berasal dari wilayah Kabupaten
Bogor dan lima puluh persennya pasien berasal dari Kota Bogor,” jelasnya.
Untuk mengatasi keterbatasan
sarana prasana RSUD Kota Bogor, Dirut RSUD menjelaskan bahwa saat ini RSUD
sedang dalam tahap pembangunan dan direncanakan rampung pada Maret 2017. ”Semoga
dengan adanya penambahan sarana prasarana yang nanti tersedia dapat menampung
pasien yang datang untuk mendapat layanan kesehatan.” tegasnya.
Pada prinsipnya, RSUD Kota Bogor
terus melakukan Continous Improvement. RSUD Kota Bogor berusaha memperbaiki dan
meningkatkan pelayanan, sarana prasarana dan SDM menuju pelayanan kesehatan yang
lebih baik bagi masyarakat. Andy