Ir.Paulus Papang
dan Ir.Sukadi
|
Sorong, tabloidmetrolima.com - Pembangunan
infrastruktur jalan dan jembatan di Provinsi Papua Barat tidaklah semudah
membalikan telapak tangan, hal
ini memerlukan sebuah kajian dari beberapa tim ahli, baik
berasal dari kalangan akademisi maupun para pakar dari institusi teknis
lainnya. Dengan demikian di harapkan kinerja dan
out-put yang di hasilkan dapat memberikan banyak manfaat sehingga permasalahan
tersebut dapat dieliminir.
Demikian di
sampaikan Kepala Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah II
Papua Barat Sorong, Ir.Paulus Papang kepada Metro Lima News dan Metro Lima.com
di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut Ir.Paulus Papang mengatakan, Selama
ini yang terjadi dalam melaksanakan pengerjaan beberapa proyek jalan maupun
jembatan, dimana hal penting yang mendapat
perhatian menyangkut letak geografis dan struktur tanah di wilayah Papua pada
umumnya agak berbeda dengan wilayah lain di tanah air.
Dari pantauan Metro Lima News dan Metro Lima.com di
beberapa titik jalan dan jembatan ruas provinsi
dengan konstruksi berstandar nasional juga mengalami keretakan, pecah - pecah sehingga terjadi penurunan
antara badan jalan dan bahu jalan. Hal ini sebagai akibat dari struktur
tanah di kawasan tersebut tidak mampu
memikul beban berat.
Dalam kondisi
demikian, Ir.Paulus Papang mencontohkan di
beberapa kota besar di kawasan Timur, Makasar
misalnya, peran serta tim ahli dari kalangan
akademisi mengadakan seminar menyangkut seputar ”Pembangunan Infrastruktur”
baik jalan, jembatan maupun pembangunan
infrastruktur lainnya mendapat perhatian serius dari para pakarnya sebagai
solusi alternatifnya,”tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Sorong Ir.Sukadi menanggapi wacana yang di
sampaikan Kepala Satker Pelaksanaan
Jalan Nasional wilayah II Provinsi Papua Barat sorong tentang letak geografis
dan struktur tanah di wilayah Papua pada umumnya dan Papua Barat Khususnya,
tidak bisa di pungkiri dan harus menerima kenyataan sedemikian yang di sampaikan
oleh Ir.Paulus Papang.
“Dan
hal ini tentunya memerlukan sebuah kajian dari beberapa tim ahli yang berasal
dari kalangan akademisi maupun pakar dari institusi teknis sebagai solusi konkrit
ke depan nanti,” jelas Ir.Sukadi. (Soter R)