air dan makanan dari nguras enceh |
Yogyakarta, Metrolima.com - Warga Yogyakarta dan sekitarnya
yang mengikuti tradisi nguras enceh percaya bahwa air dan makanan yang
dibawa pulang dari makam raja-raja Imogiri, Bantul, DIY, bisa melindungi dan
membawa berkah. Air enceh dibersihkan setahun sekali yaitu setiap bulan Suro
(Muharram).
Air kurasan keempat enceh tersebut
sampai hari ini dipercaya mendatangkan berkah dan setiap enceh memiliki sejarah
khusus dari kawasan taklukan Sultan Agung (pendiri Mataram).
Kiai Mendung misalnya, berasal dari
Istanbul, Turki. Nyai Siyem dari Siam (Bangkok, Thailand), Kiai Danumaya dari
Samudera Pasai (Aceh), dan Nyai Danumurti dari Palembang.
Kiai Mendung dan Nyai Siyem milik
makam raja-raja Surakarta di sebelah kiri pintu makam dan Enceh Nyai Danumurti
dan Kiai Danumaya milik makam raja Yogyakarta di sebelah kanan pintu masuk
makam.
Setelah memperebutkan dengan wadah
berbagai botol air mineral dan wadah lainnya, warga kemudian menuju sebuah
pendapo tempat beberapa abdi dalem membagikan makanan, seperti nasi gurih,
ingkung ayam, dan apem.
Sebagian besar tidak dimakan habis,
namun disisakan untuk keluarga di rumah. "Sengaja tidak dihabiskan, nanti
untuk keluarga," kata Joko warga Yogyakarta saat ditemui di Imogiri, Jumat
(23/10/2015).
Dia percaya makanan dan air yang
dibawa dari makam raja ini akan membawa berkah bagi dirinya dan keluarga.
"Saya percaya karena ini sudah tradisi," ucapnya.
Masyarakat yang datang tidak hanya
membawa air tersebut tetapi ada yang membasuh muka dan tubuhnya dari air yang
membludak. Selain itu bunga yang ditaburkan juga menjadi rebutan.
Abdi dalem kraton KRT Balad Joko
Kusumo mengatakan, makna membersihkan itu untuk membersihkan diri. "Kalau
mereka yakin dan percaya mungkin Gusti Allah akan memberikan keberkahan. Kalau
dari kraton tidak ada penjelasan," ucapnya. (sindonews/kus/ris/jat)