Sendal berlafaz Allah |
Metrolima.com
- Untuk kesekian kalinya tulisan
Allah pada produk alas kaki menggegerkan umat muslim. Sebelumnya, pada tahun
2010 lalu, tulisan Allah pada sandal dari merek terkenal asal USA, Cross
menjadi kecaman publik. Beberapa bulan yang lalu juga, publik sempat digegerkan
dengan munculnya tulisan Allah pada produk sepatu dan sandal dari merek Nike.
Belum
hilang dari ingatan, kini kembali berhembus tulisan berlafaz Allah pada sandal
bermerek Glacio G-2079. Sandal-sandal berlafaz Allah yang diproduksi oleh PT
Pradipta Perasa Makmur di Jalan Raya Wringin Anom, Gresik ini beredar luas di
berbagai wilayah di indonesia, terbanyak di Jawa Timur
Menyikapi
peredaran sandal yang melecehkan umat Islam ini, Ketua Majelis Ulama Indonesia
(MUI) Jawa Timur, KH Abdussomad Bukhori langsung berkoordinasi dengan pihak
kepolisian untuk segera bertindak.
"Ini jelas penistaan agama. Lafaz Allah adalah asma Tuhan yang diagungkan
umat Islam," terang Kiai Somad saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (13/10).
Diungkap
Kiai Somad, dari penelusuran tim MUI Jawa Timur, ada tiga betuk lafaz Allah di
beberapa sampel sandal yang diteliti. Selain tercetak di tengah sandal, asma
Allah juga tercetak di bagian atas dan bawah sandal.
"Di
bagian atas dan bawah, cetakannya tidak begitu jelas, karena hanya berupa motif
lekuk saja," ucapnya.
Menindak lanjuti laporan tersebut, Senin, (12/10), Polda Jawa Timur memberikan arahan kepada Polres Gresik untuk segera melakukan penyitaan serta menelusuri jumlah sandal yang telah diproduksi dan diedarkan.
Menindak lanjuti laporan tersebut, Senin, (12/10), Polda Jawa Timur memberikan arahan kepada Polres Gresik untuk segera melakukan penyitaan serta menelusuri jumlah sandal yang telah diproduksi dan diedarkan.
Polres
Gresik kemudian mengamankan pemilik PT Pradipta Perkasa Makmur, Wawah atau Hwa
asal Tionghoa dan ribuan sandal yang bertuliskan lafaz Allah.
Alas sendal bermotif lafaz Allah |
Setelah
diamankan, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur yang telah
berkoordinasi dengan pihak kepolisian membakar secara simbolik sandal tersebut
yang dipimpin langsung oleh Ketua PWNU Jawa Timur, KH Mutawakil Alallah di
hadapan pemilik perusahaan, warga dan pihak kepolisian dari Polda Jawa Timur.
Ada
sekitar 10 ribu sendal yang sudah ditarik dari peredaran dan dibakar di Kantor
PWNU Jawa Timur, Jalan Masjid Al Akbar Surabaya.
Sementaa
Long Hwa, anak almarhum pemilik PT Pradipta Perkasa Makmur (PPM) mengatakan,
telah memproduksi ratusan ribu sandal Glacio G-2079, dengan bagian telapak
berlafaz Allah sejak setahun lalu.
Bahkan
dia mengaku telah memasarkan produknya ke seluruh Indonesia, termasuk di Jawa
Timur.
Menurut
Long Hwa, sejak membuat sandal seharga Rp 10 ribu per pasang itu, PT PPM tidak
pernah mendapat keluhan. Baru pada tahun ini diketahui kalau alas kaki
produksinya itu bermasalah. Sandal ini, lanjut dia, dicetak menggunakan matras
dipesan PT PPM dari China.
"Sebelumnya
kami tidak tahu. Ini bukan karena kesengajaan, tapi karena ketidaktahuan kami.
Untuk itu, melalui PWNU Jatim ini, saya selaku anak pemilik perusahaan meminta
maaf pada masyarakat, khususnya umat Islam," kata Long Hwa usai proses
pemusnahan 10 ribu pasang sandal di Kantor PWNU Jawa Timur, Jalan Masjid Al
Akbar Surabaya.
Long
Hwa mengatakan, selama memproduksi sandal-sandal berlafaz Allah dengan berbagai
ukuran dan warna itu, pihaknya tidak hanya memasarkannya di Jawa Timur saja.
Namun juga di pasar-pasar seluruh Tanah Air.
"Memang
paling banyak di Jatim, karena perusahaan kami berada di Gresik, Jalan Wringin
Anom," ucap Long Hwa.
"Untuk
itu, melalui PWNU Jatim ini, kami selaku pemilik perusahaan meminta maaf pada
saudara-saudara saya umat Islam atas ketidaktahuan kami ini," imbuh dia.
Karena
sudah terlanjur beredar di pasaran, Long Hwa juga mengimbau kepada konsumennya
yang terlanjur membeli sandal merek Glacio G-2079, segera mengembalikannya ke
perusahaan atau ke toko-toko tempat mereka membeli. Kemudian, sandal-sandal itu
ditarik dan dimusnahkan.
"Bagi
masyarakat yang sudah terlanjur membelinya, bisa mengembalikannya kepada kami
atau toko-toko tempat penjualan sandal kami itu. Kita akan mengganti yang baru
atau mengembalikan uangnya," janji Long Hwa.
Selain
itu, melalui kuasa hukumnya Ilham, Hwa menjelaskan produksi sandal ini berbeda
dengan sandal merek Nike, perusahaan asal Amerika Serikat, meski sama-sama menggunakan
motif kaligrafi Allah.
"Ini (sandal merek Glacio G-2079) beda. Bahannya diambil dari China. Jadi
tidak sama dengan sandal merek Nike," kata Ilham.
Untuk
diketahui, sejak 2014 lalu PT Pradipta Perkasa Makmur mencetak sekitar 12 ribu
pasang sandal bermotif lafaz Allah. Di bulan Desember tahun yang sama, 6 ribu
sandal kembali dicetak. Maret 2015, 7.420 sandal kembali dijual di pasaran.
Selanjutnya April dan Juli, 24 ribu sandal kembali diproduksi, dan semuanya
bermotif lafaz Allah.
Adapun
sasaran lokasi yang didistribusikan oleh PT yang bersangkutan yaitu, Surabaya,
Probolinggo, Lumajang, Malang,
Situbondo, Jember, Bondowoso , Tulungagung, Mataram, Ujungpandang, Samarinda,
Manado, Medan, Palembang, Lampung, Banjarmasin, Bandung dan Bekasi.(mrdk/nur/jat)