![]() |
|
Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Jabar
Bp.Soekowardojo, Ketua poktan KATATA Sdr.Sofyan dan SEKDA Kab.Bandung IR.H.
Sofyan Nataprawira
|
Terpilihnya kelompok tani yang bermukim di
Kp.Cinangsi Pangalengan Kabupaten Bandung ini, dianggap memiliki keunggulan
dalam penerapaan teknologi tinggi seperti pengairan dengan memanfaatkan
teknologi hydra.
Disamping itu, kegigihan dan kerjakeras
kelompok ini telah berhasil meraih juara pertama sub sektor holtikultura dalam
kegiatan Apresiasi Kinerja Program Pengendalian Inflasi Bank Indonesia yang
diikuti oleh beberapa klaster binaan Bank Indonesia dan binaan pemerintah
kabupaten/kota dari seluruh indonesia.
Hal itu terungkap pada kegiatan Penyerahan
Bantuan Program Sosial Bank Indonesia yang berlangsung di area perkebunan
wortel di Desa Margamekar Kecamatan Pangalengan, Kamis (12/05/2016).
Bantuan CSR itu sendiri berupa 1 (satu)
unit mesin peeling dan 2 (dua) unit rain shelter yang dapat digunakan untuk
memaksimalkan kegiatan produksi dan operasional kelompok tersebut.
“Untuk itu atas nama Pemerintah Kabupaten
Bandung, Kami mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang tinggi kepada Bank
Indonesia karena kelompok tani kita bisa menjadi salah satu binaannya,”ucap
Sofian.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Jawa Barat, Soekowardojo mengatakan, pemberian ketiga unit sarana
produksi pertanian ini sebagai bentuk keseriusan Bank Indonesia dalam
mengembangkan sektor riil di Jawa Barat. “Terutama untuk komoditas sayuran di
Pangalengan Kabupaten Bandung,’ ucap Soekowardojo.
Soekowardojo menjelaskan, sejak tahun 2014
kelompok tani KATATA telah menjadi penerima manfaat program klaster Bank
Indonesia. Bekerjasama dengan Universitas Padjajaran, pihaknya telah melakukan
pengembangan budidaya dan menghasilkan beberapa varietas yang sebelumnya
merupakan komoditas impor seperti tomat beef, tomat cherry dan buncis kenya.
“Dan saat ini Kelompok KATATA sedang
mengembangkan wortel varietas baby dan reguler. Kedepan, pengembangan wortel
regluer diharapkan dapat menjadi subtitusi wortel sejenis yang sealama ini
masih diimpor dari China,” katanya.
Dia berharap melalui pembentukan klaster
ini, pihaknya dapat membantu para petani untuk bisa memproduksi lebih maksimal
lagi serta peningkatan akses pasar. “Dengan meningkatnya kedua hal itu,
diharapkan ketergantungan kita terhadap sayuran impor akan semakin berkutrang
dan bahkan Jawa Barat bisa swasembada sayuran,”harapnya pula. (Sunanto).
