Kombes Leo Bona Lubis, Ka.Ops.Tinombala
|
Poso,
tabloidmetrolima.com - Setelah berhasil menembak mati dua
kelompok teroris Santoso pada insiden Sangginora 9 pebruari di kecamatan Poso Pesisir
selatan beberapa pekan yang lalu serta memutuskan tali pengiriman logistic bagi
kelompok terror tersebut, kini kembali pasukan gabungan TNI/Polri yang
merupakan Tim Satgas Operasi Tinombala 2016 berhasil menembak mati salah
seorang terduga anggota sipil bersenjata pimpinan Santoso dalam sebuah
peristiwa kontak tembak yang terjadi di sekitar pegunungan wilayah Kecamatan
Lore Utara, kabupaten Poso provinsi Sulawesi Tengah, pada hari Minggu (28/02)
pekan kemarin, tepatnya di sekitar Desa Torire, yang berjarak sekira 20 kilo
meter dari ibu kota kecamatan itu.
Terkait dengan insiden
berdarah tersebut, Kombes Leo Bona Lubis selaku Kepala Operasi Tinombala 2016
mengatakan, kotak tembak itu terjadi antara pukul 18.30 wita hingga pukul 19.30
wita. Dan dari hasil penyisiran keesokan harinya pada Senin pagi 29 pebruari di
sekitar lokasi tempat kejadian perkara (TKP) oleh pasukan gabungan, berhasil
menemukan satu jenazah terduga teroris yang merupakan bagian dari anggota
kelompok Santoso yang tewas dalam baku tembak semalam.
“Ini adalah merupakan
hasil pengejaran kita sejak peristiwa Desa Sangginora kecamatan Poso Pesisir
Selatan tanggal 09 Februari 2016 yang menewaskan dua anggota Santoso yang
berusaha menyeludupkan logistic ke hutan. Dari penyisiran pagi tadi ditemukan
satu orang meninggal, dia merupakan bagian dari kelompok tersebut,” jelas Leo,
melalui sambungan telepon genggamnya yang saat itu tengah berada di wilayah
lembah kecamatan Napu bersaudara sedang memimpin aksi pengejaran tersebut.
Ternyata bukan hanya
penemuan satu jenazah dari hasil kontak senjata tersebut, bersama itu, aparat
juga berhasil menemukan sejumlah barang bukti (Babuk) berupa satu pucuk senjata
pistol jenis revolver dan tiga pucuk senjata laras panjang rakitan.“Dari
penyisiran TKP pagi itu, anggota juga berhasil temukan satu pucuk pistol
revolver buatan pabrik, dan 3 pucuk senjata laras panjang rakitan.” Tutur dia
menjelaskan.
Lebih jauh
diungkapkannya bahwa, peristiwa kontak tembak itu merupakan pengembangan
dari pengejaran aparat keamanan TNI/Polri pasca peristiwa baku tembak terakhir
di wilayah Sangginora, Poso Pesisir Selatan pada 9 Februari 2016 “Kontak ini,
hasil pengembangan sekaligus pengejaran kita sejak peristiwa Desa Sangginora
tanggal 09 Februari 2016,” terang Wakapolda Sulteng itu.
Seperti diketahui pada
peristiwa di Desa Sangginora di kecamatan Poso Poso Pesisir Selatan yang
dimaksudkan oleh perwira menengah Polri tersebut, adalah pada saat aparat
gabungan TNI/Polri terlibat baku tembak dengan 2 anggota jaringan Santoso yang
berupaya memborong sejumlah bahan sembako di Desa Sangginora untuk dibawa ke
hutan sebagai logistic dari kelompok yang selama ini menjadi DPO aparat
keamanan sejak 5 tahun terakhir. Pada akhirnya dalam peristiwa itu, kedua orang
tersebut tewas di tempat. Sementara satu bintara terbaik dari pihak aparat
Brimob Polda Sulteng turut menjadi korban dalam insiden tersebut.
Hingga saat, pihak
aparat keamanan masih terus melakukan upaya pengejaran sekaligus penyisiran di
sekitar lokasi baku tembak di Desa Torire, Kecamatan Lore Tengah kabupaten Poso
Sulawesi Tengah dan sejauh ini belum ada keterangan resmi terkait siapa
identitas korban tewas dari kelompok Santoso tersebut.
Sementara jenasah
terduga teroris tersebut saat ini masih berada di rumah sakit bhayangkara Palu
Sulawesi Tengah, untuk dilakukan penyelidikan selanjutnya. Ed