Ilustrasi
sapi limousin jenis simental jantan
|
Jakarta, Metrolima.com -
Upaya pemerintah menekan harga daging sapi di DKI Jakarta dan sekitarnya menjadi sekitar Rp 72.000 sampai Rp
76.000 per kilogram (kg) dari harga rata-rata Rp 110.000 per kg diragukan.
Pasalnya,
rata-rata kebutuhan sapi di DKI mencapai 1.500 ekor per hari. Sementara, sapi
yang didatangkan pemerintah dari Nusa Tenggara Timur (NTT)
tahap pertama cuma 353 ekor saja.
Kendati
pemerintah mampu mendatangkan sapi dari daerah dengan volume yang lebih banyak
lagi, hal itu dinilai belum mampu menekan harga daging sapi di ibukota.
Paling
banter kalau harga daging bisa ditekan bertahan di sekitar Rp 90.000 per kg
sampai Rp 100.000 per kg.
Pernyataan
itu dikatakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perhimpunan Peternak Sapi Kerbau
Indonesia (Sekjen PPSKI) Minggu (13/12/2015).
"Apalagi
sapi yang dibeli dari NTT itu berat badannya masih rata-rata 300 kg per ekor,
malah ada yang 250 kg per ekor, sementara berat ideal itu 400 kg per
ekor," ujar Rochadi.
Menurut
Rochadi, sapi dari NTT itu belum siap potong saat ini. Maka perlu waktu sekitar
satu bulan hingga dua bulan untuk penggemukan.
Nah penggemukan itu dilakukan di Jakarta yang mana biaya
pakannya saja bisa sebesar Rp 30.000 per hari, itu belum lagi biaya tenaga
kerja.
Selama masa recovery, diperkirakan penambahan berat
badannya rata-rata sekitar 0,8 kg - 0,9 kg per hari kalau pakannya bagus, kalau
tidak bisa lebih kecil lagi penambahannya.
Maka kalau berat sekarang masih rata-rata 300 kg per
ekor, maka butuh 40 sampai 50 hari agar bisa mencapai berat ideal yakni 400 kg
lebih per ekor.
Namun bila sapi dari NTT itu langsung dipotong, maka yang
menjadi karkas atau daging itu hanya sekitar 30% sampai 40% saja.
"Kalau 50% itu hanya bisa dihitung dari sapi hasil
penggemukan," tambahnya.
Direktur Utama Pusat Koperasi Unit Desa (Puskud) NTT Beni
Subagiyo mengatakan mereka tidak akan lagi menjual sapi dari NTT dengan harga
Rp 31.000 per kg sampai Jakarta.
Pasalnya, saat ini, para pengusaha sapi di NTT harus
membeli sapi dari petani dengan harga tinggi sekitar Rp 29.000 per kg sampai Rp
30.000 per kg.
Kalau ditambah biaya lain-lain seperti pemeliharaan dan
transportasi, maka pihaknya baru akan melepas dengan harga Rp 39.000 - Rp
40.000 per kg sampai Jakarta.
Nah bila itu terjadi, maka upaya menurunkan harga daging
sapi di DKI masih membutuhkan waktu yang lama dan perjuangan yang tidak
sedikit.
Pada Jumat 11 Desember 2015 lalu, Kapal Motor (KM) Camara
Nusantara 1 telah tiba di Tanjung Priok membawa sapi sebanyak 353 ekor dari Kupang, NTT.
Sapi ini rencananya akan diborong oleh BUMD DKI yakni PT
Dharma Jaya. Namun setelah tiba di Jakarta, justru yang membeli Perum Bulog.
Presiden Joko Widodo mengatakan dengan adanya kapal
pengangkut sapi itu telah menurunkan harga transportasi dari sebelumnya Rp 1,2
- 1,8 juta bisa dipangkas menjadi sekitar Rp 320.000.
Dengan demikian, harga sapi per kg akan menjadi Rp 35.000-37.000, sementara untuk harga daging sapi akan menjadi Rp 72.000-76.000 per
kg. (tribns/nov/jat)