Headlines News :
Home » » Lagi, Benda Aneh Ditemukan Saat Pemugaran Candi Sukuh Lereng Lawu

Lagi, Benda Aneh Ditemukan Saat Pemugaran Candi Sukuh Lereng Lawu


Gentong ditemukan di bawah Gapura Pangruwatan berbentuk rahim perempuan
Metrolimacom - Tim pemugaran dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah menemukan benda-benda aneh selama proses pemugaran Candi Sukuh di Desa Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar. Benda tersebut diduga merupakan peninggalan pada masa Kerajaan Majapahit.

Benda yang ditemukan, antara lain batu Antefik atau batu hiasan. Batu berbentuk gunungan segitiga itu ditemukan ditumpukan tanah di bawah tangga candi yang terletak di lereng Gunung Lawu. Biasanya batu Antefik ini diletakkan berada di luar bangunan candi.

Selain itu, juga ditemukan gentong terbuat dari tanah liat. Saat dibuka gentong ini berisi pripih atau kotak batu berbetuk kristal dan berisi air amarta. Amarta sendiri dalam kepercayaan Hindu dikenal sebagai air keabadian.

Gentong ditemukan di bawah Gapura Pangruwatan berbentuk rahim perempuan di teras utara candi. Tidak hanya itu, di bagian selatan juga ditemukan gentong, namun kondisinya sudah dalam keadaan hancur menjadi dua bagian. Gentong ini berisi manik-manik dan biji-bijian.

“Kemungkinan benda-benda itu ada sejak candi ini berdiri. Untuk pripih atau kotak batu ini kita simpan di Kantor BPCB Jawa Tengah. Sementara gentong yang pecah menjadi dua bagian ini disimpan di rumah arca Candi Sukuh,” kata Ketua Satuan Pengawas Internal BPCB Jawa Tengah, Deny Wahju Hidajat, di Desa Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar, Rabu (16/9/2015).

Batu Antefik, kata Deny, ditemukan belum selama proses pemugaran yang dimulai pada April 2015. Namun, untuk benda pripih atau kotak batu berisi air amarta ditemukan pada pemugaran tahun 2012.

Anggota SPI BPCB Jawa Tengah, Putu Dananjaya, menambahkan arsitektur bangunan Candi Sukuh tergolong sederhana. Bangunan Candi Sukuh sendiri juga berbeda dengan candi-candi peninggalan purbakala di Jawa Tengah. Seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan dan lain-lain.

Candi pemujaan semasa abad peralihan menjelang berakhirnya Kerajaan Majapahit cenderung mirip bangunan piramida sehingga mengingatkan pengunjung yang datang pada bangunan piramida yang ada di Mesir.

“Bangunan Candi Sukuh ini merupakan klasik akhir. Sehingga tidak ada unsur atau kesan politik pada masa itu,” imbuh dia.

Situs purbakala ini memiliki bentuk bangunan yang tidak lazim. Di samping dipenuhi dengan ukiran relief, juga terdapat batu berbentuk rahim perempuan di Gapura Pangruwatan Candi Sukuh dengan ukuran cukup besar. Tak sedikit para peneliti atau arkeolog menyebutnya sebagai candi eksotis. (Suara/Lab/Jat)
Share this article :

<<< Mari Bergabung Bersama Kami >>>

*** Telah Terbit Edisi 146 Tahun Ke-10 ***

*** Telah Terbit Edisi 146 Tahun Ke-10 ***
DAPATKAN SECARA BERLANGGANAN : Tabloid Dwi-mingguan : MEDIA CETAK DAN ONLINE : Berita Lengkap, Isi dan Tampilan Baru : Wisata, Kuliner, Info Kesehatan dan Kecantikan, Keluarga, Kisah Nyata, Misteri, Zodiak, Selebrita Dll.

BERITA POPULAR

 
Copyright © 2015. tabloidmetrolima - All Rights Reserved