![]() |
SMP Kusuma Bangsa Tajur halang Bogor |
Bogor, tabloidmetrolima.com
- Pembangunan ruang laboratorium SMP Kusuma Bangsa di Tajur Halang
ditenggarai menyalahi aturan. Semula pihak sekolah menginginkan
bangunan dua ruang kelas, namun Dinas
Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor malah membangun laborarorium.
Sebelumnya SMP Kusuma Bangsa mengajukan
permohonan bantuan membangun dua ruang kelas. Mengingat ruang kelas di sekolah
swasta ini sudah tak layak sehingga menganggu kenyamana kegiatan belajar
mengajar. Pengajuan permohonan itu lewat Dana Alokasi Khusus (DAK) yang
dikucurkan dari APBN 2015.
“Permohonan kami itu disetujui dengan
dana Rp.90 juta, masing-masing buat satu ruang kelas sebesar Rp.45 juta,” ucap
seorang guru SMP Kusuma Bangsa. Namun, saat pelaksanaan pembangunan, bukanya
ruang kelas yang dibangun tapi ruang laboratorium.
![]() |
Kondisi plafond kelas dan teras butuh perbaikan |
“Perubahan itu atas perintah Kasi Sapras
SMP Disdik Kabupaten Bogor Muklis. Sebenarnya kami menolak, namun tak
bisa berbuat banyak mengingat bantuan seperti ini sudah didapat. Kami kwhatir
tahun-tahun berikutnya tidak lagi mendapat bantuan, jika menolak,” terangnya.
Kasi Sapras SMP Muklis ketika
dikonfirmasi menjelaskan, dalam pengajuan bantuan itu memang untuk dua
ruang belajar yang masing-masing nilainya Rp.45 juta. Namun dari hasil
verifikasi pihaknya, bukan dua ruang belajar yang mendesak untuk direhab, tapi
ruang laboratorium.
“Kami menilai ruang laboratorium
justru yang segera direhab,” ujar Muklis memberi alasan. Lantas,
bagaimana jika anggaran rehab praktikum tak sampai Rp.90 juta? Kemana
larinya sisa anggaran itu?” tanya Metro Lima News.
Seketika wajah Muklis sedikit berubah,
dengan nada keras dia menjawab,” Jangan putar-putar balikan, dong!”
Lho, anda harus menjelaskan. Ingat anggaran itu dari duit
rakyat?” cecar Metro Lima News.
“Yang jelas saya tidak mengarahkan, agar
anggaran itu buat merehab laboratorium, tapi itu hasil verifikasi, dari tim
saya. Soal ada sisa anggaran, nanti kita hitung lagi,” katanya. (Ril)