Kadis Perindustrian dan
Energi DKI, Haris Pindratno
|
Jakarta, Metrolima.com - Satu lagi pejabat Pemerintah
Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang mengundurkan diri selama masa pemerintahan
Basuki Tjahaja Purnama, baik ketika menjadi Wakil Gubernur hingga kini menjabat
Gubernur DKI Jakarta.
Menyusul mantan Kepala Dinas Perumahan DKI Novizal, mantan Wali Kota
Jakarta Barat Burhanuddin, serta mantan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Fadjar
Panjaitan, kini Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Haris Pindratno juga
mengajukan pensiun dini.
Uniknya, pengajuan pensiun dini Haris dilakukan satu pekan setelah ia
dimarahi Basuki ketika rapat pimpinan (Rapim) Gubernur pada Senin (10/8/2015)
lalu. Haris resmi mengajukan pensiun dini kepada Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
DKI pada 18 Agustus 2015.
Banyaknya lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) yang mati membuat Basuki kecewa
terhadap kinerja Haris.
"Pak Haris, saya kecewa dan enggak puas sama kerja Bapak. Lampu mati,
Bapak kirim foto ke saya. Saya ini bukan anak kecil," kata Basuki dalam
rapim di Balai Kota, Senin (10/8/2015) lalu.
Pada kesempatan itu, Basuki mengaku berulang kali menginstruksikan Haris
untuk membeli sendiri lampu PJU tanpa menggunakan jasa kontraktor. Mengingat,
kontraktor pemenang lelang selama ini banyak yang bermain anggaran pengadaan
PJU melalui pemadaman. Selain itu, Basuki juga menganggap Haris selalu berkelit
ketika stok lampu PJU habis.
"Alasannya Pak Haris ini selalu kuota lampu habis, belum lelang. Pola
kerja bapak ini sama seperti Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) yang saya ganti.
Lebih baik saya buat satu sistem IT untuk mengontrol dan saya suruh Petugas
Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) untuk beresin PJU di Jakarta. Jadi, saya tidak
butuh Dinas Perindutrian dan Energi lagi," kata Basuki dengan nada tinggi.
Sakit sejak lama
Di sisi lain, Haris menampik kabar pengajuan pensiun dininya disebabkan
karena tidak tahan dengan sikap Basuki. Haris mengungkapkan, di usianya yang
sudah tidak muda lagi harus menjaga ekstra kesehatannya.
Dilansir Kompas.com, Haris
bercerita hanya memiliki sebuah ginjal yang tidak berfungsi baik. Kemudian ia
juga divonis menderita vertigo serta penyakit jantung. Kepadatan aktivitasnya
menyita waktunya menjaga kesehatan.
"Setiap malam saya keliling Jakarta pakai motor sampai jam 2 dini
hari. Sejak kecil saya hanya tidur 2 sampai 3 jam setiap hari dan saya
datang ke kantor setiap hari sebelum jam 6 pagi. Sehingga kesehatan saya tidak
memungkinkan lagi, mohon maaf," kata pria yang sudah 26 tahun menjadi PNS
DKI itu.
Rencananya, Haris ingin menghabiskan waktu untuk mengembangkan pondok
pesantrennya di Magelang, Jawa Tengah.
Dukung kebijakan Ahok
Sebelum meninggalkan jabatannya, Haris berpesan kepada seluruh PNS DKI
untuk mendukung penuh langkah Basuki membenahi ibu kota. Selain itu, ia
mengimbau seluruh PNS untuk menjaga kesehatan. Agar bisa bekerja keras seperti
yang dicontohkan Basuki kepada para pegawainya.
"Semua pegawai DKI harus sehat dan kuat. Karena kalau enggak, maka
kita enggak bisa lari," kata Haris.
Haris menilai sudah banyak yang dilakukan Basuki untuk mengubah Jakarta
lebih baik lagi. Seperti pembangunan jalan inspeksi, pemukiman kumuh yang berangsur
menghilang, serta perbaikan sistem bagi penghuni rusun.
Haris pun mengaku sikap Basuki yang keras merupakan hal yang wajar
ditunjukkan seorang pimpinan kepada anak-anak buahnya.
"Pak Gubernur kan orang biasa, bukan Superman. Menurut saya itu normal
dan wajar, faktanya juga beliau suka bercanda saya lihat. Jadi harapan saya,
seluruh PNS DKI harus semangat, kuat dan sehat mengikuti yang diperintahkan
pimpinan. Jangan neko-neko, selama ini DKI sudah banyak masalah," kata
Haris. (TMPO/Kur/Ass/Jat)