PKL kembali kuasai Dadaha |
Tasik, tabloidmetrolima.com – Para pedagang kali lima (PKL) yang
tergabung dalam Forum Pedagang Kojengkang berhasil kembali kuasai lapak di area
GOR Dadaha, mereka berhasil memaksa masuk dan menggelar dagangannya setelah
aparat Satpol PP Kota Tasik tak mampu mencegah dan memilih mundur menghindar karena
takut terjadi bentrokan dengan para PKL tersebut, Minggu (31/1/2016).
Usai berhasil
menguasai GOR Dadaha, para PKL menuntut ke Walikota segera berikan fasilitas
untuk berdagang bagi para pedagang Kojengkang di Komplek Olahraga Dadaha, Para
pedagang menganggap Dadaha aset paling bagus untuk merangkul keuntungan besar bila
di bandingkan berjualan sehari-hari di pasar hanya menyampai 40% kalau di Kojengkang
bisa sampai 80%, walaupun seminggu sekali itu juga cuma selama 6 jam berjualan di
komplek Dadaha, ungkap beberapa pedagang.
Asda 2 H.Nana sempat
hadir memantau keberadaan pasar Kojengkang, ketika ditemui Metrolima H.Nana mengungkapkan,
Saya sudah sampaikan kepada pak walikota, tanggapan pak Walikota itu ada dua
posisi, bagaimanapun disisi pemerintahan itu warga kota Tasikmalaya juga, kita
tidak mau sampai terjadi bentrokan, kita mundur karena kita sama-sama
pemerintah dengan warganya, kalau bisa diamankan secara baik-baik diamankan
saja.
Asda 2 Tasik, H.Nana |
“Apapun peraturannya
sudah ada, kenapa kita tidak jalankan karena ada kemungkinan bisa bentrok itu
yang tidak bisa diharapkan, dan kita akan panggil Forum tersebut untuk
membicarakan tentang kojengkang,” imbuhnya.
Ditambahkannya, sebetulnya
kita juga sudah siapkan seperti carfreeday dari jalur Jln.HZ sampai Tentara Pelajar,
minggu kemarin juga tidak dilarang jualan artinya pemerintah menghidupkan
ekonomi para pedagang, juga endak mematikan ekonominya karena dilingkungan
Dadaha ditidak dibolehkan berjualan.
H.Nana pun menyebut
Pak Walikota menginginkan Dadaha menjadi tempat khusus untuk sarana prasarana
olahraga dan meminta masyarakat bisa mengerti dan memahami untuk kelancarannya,
tapi kenyataannya mereka para pedagang malah tidak mau dipindahkan padahal
peraturannya sudah ada, edarannya dan sudah disampaikan kepada para pedagang
kojengkang namun mereka tetap pertahankan berjualan di arena komplek dadaha,
pungkasnya.
Spanduk larangan dilahan parkir di Dadaha |
Sementara itu Iwan Lurah
Kojengkang mengungkapkan bahwa jajarannya sudah berulangkali memberikan
pengarahan dan sosialisasi soal Perda larangan berdagang di Dadaha hingga
pemasangan spanduk larangan diberbagai sudut area Dadaha, namun mereka para PKL
selalu mengabaikan dan tidak ambil peduli.
Ia pun mengeluhkan, usai
berdagang para PKL itu hanya bisa menyisakan sampah, sampah bisa mencapai satu
truk tiap hari minggunya, untuk membersihkan area Dadaha ini, Ibu PKK pun ikut
membersihkan sampah PKL tersebut.
Terkait keberadaan lahan
dan juru parkir dilokasi Dadaha, Lurah Iwan mengaku tidak tahu siapa pengelola
lahan parkir tersebut, ia pun tidak tahu bagaimana pengelolaan dan kontribusi dari
uang parkir tersebut disetorkan, dikelola karang taruna atau disetor ke Dishub,
pungkasnya.(kus)