![]() |
Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul |
Jakarta,
Metrolima.com - Anggota DPR dari fraksi Partai
Demokrat, Ruhut Sitompul mengatakan bahwa peristiwa pencatutan nama Presiden
dan Wakil Presiden yang dilakukan Setya Novanto itu tidak pantas dilakukan
seorang pimpinan dewan. "Aku heran yang kayak gitu bisa jadi ketua,"
kata Ruhut yang dilansir Tempo, Rabu 18 November 2015.
Ruhut menambahkan bahwa Setya Novanto tidak bisa lagi
berkilah bahwa pertemuan yang dilakukannya dengan petinggi Freeport tidak ada
agenda apa-apa. "Kalau dilakukan berulang, masa bilang pertemuan itu
enggak ada apa-apanya," ujar Ruhut.
Bagi Ruhut, apa yang dilakukan politikus dari Partai
Golkar tersebut seperti orang yang sudah melupakan tugas-tugas awalnya sebagai
anggota dewan. "Sebagai pimpinan DPR dia lupa kalau tugas DPR itu legislasi,
budgeting dan pengawasan."
Ruhut juga mengaku tidak melihat adanya keteladanan
yang bisa dijadikan contoh dari diri Setya Novanto, karena itu ia secara
pribadi menginginkan adanya kocok ulang formatur kepemimpinan di DPR.
Ia mengklaim sudah mulai pembicaraan mengenai hal
tersebut kepada rekan-rekannya sesama anggota dewan. Ruhut juga meminta kepada
para pendukung Setya Novanto untuk sadar, bahwa kursi Ketua DPR itu sebenarnya
adalah hak partai pemenang pemilu. "Haknya PDIP itu."
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said
melaporkan Setya Novanto ke MKD pada Senin 16 November 2015. Politikus Partai
Golongan Karya yang juga Ketua DPR itu dilaporkan karena menjanjikan
perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia dengan mencatut nama Presiden
Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.(tmpo/diko/tony/jat)