Presiden saat groundbreaking pembangunan Kereta api cepat Jakarta Bandung |
Bandung, tabloidmetrolima.com - Pembebasan lahan
warga Kabupaten Bandung Barat yang bakal terkena dampak proyek kereta cepat
Jakarta-Bandung mulai disosialisasikan. Di Bandung Barat, proyek ini rencananya
bakal menggusur lahan di 17 desa dari 4 kecamatan.
Koordinator Tim Bandung Barat dari
PT Kereta Cepat Indonesia Cina, Adjang Suparman menuturkan, ketujuh belas desa
tersebut yakni Desa Tenjolaut, Puteran, Cikalongwetan, Rende, dan Mandalasari
di Kecamatan Cikalongwetan, serta Desa Nyalindung dan Sumurbandung di Kecamatan
Cipatat. Sementara di Kecamatan Ngamprah, yaitu Desa Bojongkoneng, Sukatani,
Margajaya, Cimareme, Gadobangkong, dan Mekarsari. Terakhir, di Kecamatan
Padalarang yaitu Desa Tagogapu, Cempakamekar, Kertamulya, dan Laksanamekar.
"Sosialisasi pembebasan lahan
telah dilakukan di semua desa tersebut. Selanjutnya, kami akan melakukan
pendataan mengenai berapa banyak lahan warga yang bakal terkena dampak proyek
kereta cepat ini," ujar Adjang di Ngamprah, Selasa 21 Juni 2016.
Dari pendataan sementara, lanjut
dia, pembebasan lahan ini dilakukan terhadap 132 keluarga di Desa Nyalindung,
Cipatat, 62 keluarga di Desa Kertamulya dan 180 keluarga di Desa Cempakamekar,
Kecamatan Padalarang. Khusus untuk warga di Desa Nyalindung, uang muka sebanyak
20 persen telah dibayarkan.
Adjang mengungkapkan, pembangunan
jalur kereta cepat akan mengambil lahan warga dengan lebar bervariasi, dari
15-30 meter. Namun, di beberapa titik ada juga yang membebaskan lahan hingga 50
meter karena akan dibangun terowongan menembus gunung.
"Terowongan ini akan dibangun
di titik tertentu, seperti di Desa Bojongkoneng yang akan dibangun terowongan
sepanjang 1,5 kilometer. Jadi, lahan yang dibebaskan lebih lebar, yakni hingga
50 meter,” katanya.
Pembebasan lahan tersebut, menurut
Adjang, ditargetkan rampung pada akhir tahun ini. Dengan demikian, pada 2017
nanti, pembangunan jalur kereta cepat akan mulai dikerjakan. (Sunanto)